Cerita Sex Bercinta Dengan tante Sampai Hamil ponakanku – Perkenalkan namaku Jerry usiaku 18 tahun dengan tinggi badan 172 cm dan berat 70 kg. Aku sendiri adalah anak tunggal karena ekonomi aku dikirim ke pamanku untuk melanjutkan pendidikan. Saat ini aku baru saja lulus dari salah satu SMA di kota Surabaya dan sedang belajar intensif untuk menghadapi ujian masuk Perguruan Tinggi Negeri. pamanku bernama Martin Tan adalah seorang pengusaha keturunan Tionghoa berusia 41 tahun dengan postur tinggi 175 berat 72 kg. Sedangkan tanteku yang bernama Asifa Khan adalah wanita keturunan Pakistan berusia 39 tahun dengan postur tinggi 170 cm dan berat 68 kg bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga namun juga memiliki bisnis online baju-baju perempuan yang ia jalankan dari rumah. Itulah sebab sepupuku sudah goodlooking walau masih balita.
Cantik. Itulah kata pertama tiap teman-temanku melihat tante. Mereka selalu berkomentar seperti itu karena paras tanteku memang rupawan seperti artis Bollywood. Di usianya yang mendekati 40 tahun, kulit tante masih terlihat kencang, juga putih dan mulus. Buah dadanya menonjol besar berukuran 36D, pantatnya bahenol, hidungnya yang mancung, sedangkan rambutnya pendek sebahu sehingga lehernya yang jenjang terlihat begitu seksi.
Awalnya aku tidak menaruh perasaan apa-apa, namun semua berubah ketika aku nyelonong masuk ke dalam kamarnya pada suatu hari. Aku kaget sebab di dalam ternyata tante sedang berganti baju. Terlihat ia hanya mengenakan kutang hitam serta celana dalam hitam yang melekat pada tubuh seksinya. Pemandangan yang menggiurkan sekali.
Lama aku menatapnya. Begitu juga dengan tante. Kami sama-sama bengong karena saking kagetnya. Namun, aku sadar duluan. Begitu malu, aku pun langsung menutup kembali pintu kamarnya.
Tak lama, tante yang telah selesai memakai pakaian, keluar dan menghampiriku yang sedang duduk di kursi sambil menonton tv. Aku pun segera meminta maaf.
“Maaf, tan. Tadi nggak sengaja.”
Dia tersenyum. “Iya, nggak apa apa. tante dah tau kok.” Ia berbuat seolah-olah kejadian itu tidak pernah terjadi sehingga membuatku menjadi lega.
Setiap pagi aku melihat tante menyapu dan mengepel rumah. Aku sering melihat dua susu montoknya bergelayutan indah di balik baju longgar berbelahan rendah yang sering ia kenakan. Sungguh pemandangan indah walaupun melihat hal itu membuatku tersiksa akibat harus menahan konak dan gelora birahi.
Jika tante sedang menyapu atau mengepel rumah, aku sering iseng. Sengaja aku biarkan kakiku berada di lantai walaupun berkali-kali tante menyuruhku menaikan kaki ke atas kursi, dengan sengaja aku tidak menuruti perintahnya. Hal tersebut sering membuat tante agak kesal walaupun ia tidak pernah marah, ia hanya mencubit pahaku jika aku sudah berbuat demikian.
Aku sih senang-senang saja dicubit olehnya karena jadi punya alasan untuk membalas. Kalau dua mencubit, kubalas dengan menggelitik pinggang tante sampai akhirnya kami berdua duduk sambil tertawa bersama di sofa. Ketika aku menggelitik pinggangnya, tante sering meronta ke sana ke mari sehingga jari-jariku bisa menyentuh susu montoknya secara tidak sengaja. Badannya juga sering pula berlabuh di pangkuanku akibat kegelian karena aku gelitik. Posisi demikian membuatku gelisah sebab aku takut kontolku yang mengeras tegang diketahuinya.
Aku tidak pernah menyangka bahkan tidak pernah merencanakan untuk bersetubuh dengan tanteku sendiri. Selain seleraku lebih tertuju pada gadis muda seperti teman sekolahku Reva, aku pun menghormati ia sebagai perempuan yang sudah mau menumpangkan aku di rumahnya. Tapi ternyata apa yang aku bayangkan menjadi kenyataan, aku menggauli tanteku hampir setiap hari, setiap ada kesempatan.
Kejadian awal bermula ketika paman pergi dinas ke luar kota selama seminggu. Rumah jadi sepi, hanya tinggal aku berdua bersama tanteku. Seperti pagi-pagi biasanya, tante menyapu lantai dan mengepel rumah. Aku yang duduk sambil menonton tv kembali iseng dengan tak mau menaikkan kaki. tante yang menyaksikan ulahku itu langsung mengomel.
“Aduh, sayang, kamu bandel amat sih!” ucapnya sambil mengeluarkan jurus mencubit pahaku.
Aku yang mendapat serangan, tentu tak tinggal diam. Kubalas menggelitik pinggangnya. tante tertawa kegelian sambil menggelinjang tak karuan. Akhirnya ia memeluk pinggangku erat-erat dengan kepala berada tepat di perutku. Posisi demikian membuat kontolku yang sudah tegang dan keras tertindih oleh susunya yang montok. Sungguh membuat darahku berdesir. Birahiku menjadi naik namun masih dapat aku kendalikan.
Masih dalam posisi demikian, tante akhirnya menyerah dan memintaku menghentikan gelitikan. Aku pun berhenti. Ia kemudian melepas pelukannya pada pinggangku, lalu ia bersandar di kursi sambil terengah-engah kecapekan. Tampak keringat membasahi wajahnya yang cantik. Aku terpana melihatnya, tante nampak seksi dan bercahaya.
Ia mengusap-usap lembut kepalaku sambil tetap duduk bersandar. Aku pun tak tinggal diam, aku lap keringat di wajah dan keningnya. Ia tersenyum manis melebihi biasanya. Tiba-tiba entah dorongan dari mana, aku berani mencium kening tanteku sendiri. Yang aku rasakan, secara tiba-tiba aku menjadi sayang kepada tante dan menjadi ingin lebih dekat dengannya.
Mendapat perlakuan demikian, tante tidak marah. Malah ia menyentuh lembut pipiku dan tanpa kusangka diteruskan dengan mencium lembut bibirku. Mendapat rambu tersebut, aku pun balas mencium bibirnya sampai akhirnya kita saling berpagutan.
Awalnya memang ciuman biasa, tapi setelah cukup lama, tiba-tiba lidah tante menerobos masuk ke dalam mulutku. Hal tersebut tidak aku sia-siakan, cepat kuusap-usap lidahnya dengan lidahku dan mengenyot lidahnya lembut. tante melingkarkan kedua tangannya melingkari leherku, membuat tanganku mulai berani menjamah susunya yang montok. Sambil tetap berciuman, kuusap memutar dan kuremas-remas lembut susu tante.
“Sssssshhhhhh eeeehhhhmmmm…” desahnya.
Terasa hangat hembusan napas tante saat ia melepas bibir bawahnya untuk menarik napas. Ciuman kami sudah semakin panas, juga bertambah liar dan basah. Tak cuma bibir, aku juga mencium dan menjilati leher tante yang basah oleh keringat dan juga anting-anting emasnya yang cantik. tante menjadi semakin bernafsu, tangannya tak lagi melingkari leherku, melainkan sudah meremas-remas kepala serta rambutku.
Secara perlahan, kubuka kaos putih yang ia pakai. Tampak kutang hitam favoritnya yang pernah aku lihat tempo hari. tante hanya diam, pasrah, bahkan cenderung meminta. Segera aku jilati bagian atas susunya yang tidak tertutup kutang. Kuhisap dan kukenyot-kenyot perlahan hingga membuat tante menjadi gelisah karena birahi yang semakin memuncak.
“Buka saja, sayang!” Dia mendesah, memintaku agar segera menelanjangi dirinya.
Cerita Sex – Dengan tangan gemetar kubuka kutang itu untuk memudahkanku memainkan bulatan susunya. Kulit tante yang putih membuat areola yang melingkar di tengah susunya tampak menggiurkan; berwarna coklat muda kemerah-merahan. Namun sayang, putingnya kecil sehingga hanya sedikit menonjol walaupun sudah menjadi keras di tengah susunya yang padat dan kenyal.
“Cuma mau megang? Nggak mau nyium?” tawar tante.
Mengangguk mengiyakan, aku langsung menghisap, menjilat, dan mengenyot-ngenyot dengan lembut susu serta putingnya. tante bergerak-gerak gelisah menandakan birahinya sudah semakin memuncak, sampai akhirnya tangannya sudah berada di atas kontolku di luar celana pendek yang kukenakan.
tante mengusap-usap kontolku sedikit kasar. Namun, walau mendapat perlakuan demikian, aku tetap liar memainkan lidah dan mulutku pada kedua susunya yang montok, kenyal, serta padat itu.
tante kemudian berdiri melucuti rok pendek dan menurunkan celana dalamnya sendiri. Tampak memeknya begitu tembem tanpa ada bulu sedikitpun.
“Wow, seksinya!” bisikku dalam hati.
Ia kemudian memintaku berdiri dan langsung menurunkan celana pendekku langsung beserta celana dalamnya, kontolku yang berukuran 20 cm sudah sangat keras kontan meloncat menunjuk-nunjuk ke depan. Tampak tante kaget melihat kontolku yang besar dan panjang, wajahnya memerah saat menatap.
“Cuma dilihat doang, tan? Nggak pengen pegang?” tanyaku balik.
tante tersenyum. Masih dengan mata tak berkedip, ia mulai menyentuh dan mengusap-usap lembut batang kontolku. Dengan antusias ia memajukan wajah hingga kontolku menempel di bibirnya.
“Eehmm… tan!” aku merintih saat tante mulai menciumi batang kontolku. Dan, “Oouughhhh…” aku menjerit begitu masuk terkulum mulutnya.
tante semakin liar bermain dengan kontolku, ia terus menjilat dan memaju-mundurkan kepala. tante ternyata mahir juga sehingga kontolku tidak pernah menyentuh giginya. Tak terlewatkan kepala kontolku ia kenyot-kenyot lembut sambil tangannya meremas biji pelerku. Tampak ia begitu berpengalaman mengoral kelamin laki-laki.
Sempat muncul berbagai pikiran dalam otakku, “Aneh, tanteku yang terlihat seperti wanita baik-baik, yang tidak suka keluyuran serta lugu ini, begitu pandai mengoral kontol. Apa mungkin ia sering menonton film bokep ya? Atau, ia mungkin sudah sering melakukannya!”
Melihat tante yang sudah kelelahan, kuminta dia agar duduk sambil membuka kakinya lebar-lebar. Ia pun menuruti kemauanku.
Terlihat memeknya yang tembem tanpa bulu. Aku segera menjilati memek itu dengan perlahan dan lembut, mulai dari liangnya yang kecil sampai itilnya yang menonjol kaku. Hampir seluruh kulit tubuh tante menjadi merah ketika aku semakin cepat mempermainkan lidah dan mulutku pada belahan memeknya.
“Aaaaaaaeeeeehhhhhh ssssshhhhh…” desah tante sambil tubuhnya tak bisa diam, terus bergerak kian kemari akibat mendapat sensasi nikmat pada lorong memeknya.
Kucoba mencolokkan jari tengahku ke liang memek yang sudah sangat basah itu, peret sekali dan agak sulit. Kugerakkan perlahan-lahan sambil mulutku terus mengenyot dan menjilat, itil tante kurasakan sudah sangat mengeras. Dia semakin mendesah dan mengerang sambil tangannya mencengkeram agak kuat rambut serta kepalaku.
“Eeeemmhhhh, ooouuuuuuhhhhh… eeessssshhhhhhh!” rintihannya membuat suasana semakin panas.
Aku terus menjilat, menghisap, dan mencucup itilnya berkali-kali, terkadang dengan kenyotan agak kuat, sedangkan jari tengahku sudah semakin leluasa mengocok liang memeknya. Perlakuan demikian berlangsung hampir 15 menit hingga tante mencapai orgasmenya.
“Aaaaaaaaahhhhh, ooooouuuuhhhhh…!” erangnya keras. Tangannya mencengkeram kuat kepalaku, menekan pada belahan memeknya yang berkedut-kedut hebat sambil tubuhnya menggelinjang ke sana-kemari.
Cairan kenikmatannya menyembur deras, membasahi tangan serta daguku. Perlahan kutarik jari tengah dari dalam lubang memeknya. Terdengar nafas tante masih terengah-engah.
“Mau dilanjutkan, tan?” aku bertanya.
tante hanya mengangguk, tak bisa bersuara.
Kuminta dia agar menungging. Tanpa banyak basa-basi, tante segera berbalik dan menekuk tubuhnya, kini dia menungging di sofa. Aku berdiri di belakangnya, tersenyum, merasa senang karena bisa leluasa melakukan penetrasi ke dalam liang memeknya.
Sambil tangan kananku mencengkeram pantat bulat tante yang bahenol, kuarahkan kontolku menuju lubang memeknya. Cukup sulit kepala kontolku memasuki lubang itu, terasa peret dan sempit sekali.
“Nggak bisa masuk, tan.” aku berkata.
“Dorong terus! Nanggung!” tante mendesah.
Dengan satu dorongan kuat, aku melakukannya. tante membantu dengan membuka belahan memeknya lebih lebar lagi. Kutusuk sekuat tenaga hingga kontolku melesak, terbenam di liang memek tante yang sempit.
“Aagghhhh…” kami sama-sama melenguh meski baru kepala kontolku yang masuk.
“Dorong lagi, sayang!” tante berkata.
Aku mengangguk. Dengan bantuan cairan memek dan sisa cairan orgasmenya, kontolku kembali meluncur masuk. Memek tante terasa mencengkeram kuat dan masih agak peret ketika kontolku sudah terbenam seluruhnya.
“Kamu sudah nggak perjaka lagi, sayang. Hihi…” tante tertawa.
Aku tersenyum. “Aku senang melakukannya bersama tante!”
“Nah, sekarang goyang. Puaskan tantemu ini!” Dia meminta.
Dengan perlahan, aku mulai menggoyangkan pinggul. Awalnya agak sedikit kaku. Tapi dengan bimbingan tante dan arahan darinya, tak lama aku mulai lancar. Dari gerakan melingkar, aku pun mulai memaju-mundurkan kontolku secara perlahan. Menyetubuhinya!
“Aagghhhh… terus, sayang! Tusuk yang keras! Terus!” tante merintih, menggelinjang keenakan.
Begitu juga denganku, kurasakan liang memek tante sudah dapat menyesuaikan dengan kontol besar dan panjang milikku. Aku jadi lebih leluasa dalam menyetubuhinya.
“Eeeemmmm eeeemmmhhh… enak! Terus, sayang!” desah tante.
Aku semakin semangat memompakan kontol. Sambil berpegangan pada bokong bulat tante, kutambah kecepatan ayunan sehingga bunyi plok plok plok menjadi kian gencar dan keras.
“Aaaaahhhhhhh, aaaaaeeeeehhhhhh… ssssshhhhh, ooooouuuhhhh!” desah tante seiring gerakanku yang semakin cepat.
Kini kedua tanganku meremas-remas agak kuat pantat bulatnya, juga sesekali menyambar bongkahan payudaranya yang bergelantungan indah. Terdengar desahan dan erangan tante semakin liar membahana karena nafsu birahi, dia sepertinya tak peduli jika teriakannya akan terdengar oleh tetangga.
Tampak tante mulai menggoyang-goyangkan pantatnya. Dengan kecepatan penuh aku kocok terus memeknya dengan kontolku.
“Sayang, aku keluar! Aaaaaaooooouuuhhh, oooooouuuuuwwww, sssssshhhh!” erang tante saat mendapat orgasme kedua.
Kuhentikan gerakan sejenak, kunikmati kedutan-kedutan memek tante pada batang kontolku yang masih terbenam kuat. Terasa kontolku seperti diremas-remas, sungguh nikmat sekali.
Ketika gelora orgasme tante sudah mereda, aku segera menelentangkan tubuhnya. Dengan penuh pengertian tante merentangkan kakinya lebar-lebar supaya aku lebih leluasa menusukkan kontolku ke dalam lubang memeknya.
Bibir memeknya masih memerah. Hanya memandang sudah membuatku menelan ludah. Sungguh indah sekali. Tanpa bulu, tembem, dan merekah basah.
“Ayo, sayang! Tunggu apa lagi?” kata tante, tersenyum.
“I-iya, tan!”
Kutindih tubuhnya, kuarahkan kontolku tepat ke lubangnya yang mungil. Dengan mudah aku masuk. Sambil memeluk dan menciumi bibir tante, aku mulai bergerak maju mundur. Goyanganku membuat kedua susu montok tante bergoyang-goyang turun naik. Indah sekali.
“Aaaaaaeeeeehhhh, eeeehhhmmmmm, oooooouuuuuhhhh!” desah tante.
Aku terus mengocok kontol dengan cepat ke dalam liang memeknya. Terlihat mata tante terpejam, mulutnya menganga sambil tak henti-hentinya mengeluarkan desahan yang sangat sensual.
Aku raih kedua susunya yang bergoyang-goyang indah itu. Kuremas-remas, terasa begitu montok, padat, dan kenyal. Aku terus memeganginya, mengkombinasikan remasan lembut dan cengkraman kuat sambil terus memaju mundurkan pinggul. Kontolku menembus lubang memek tante dengan sangat cepat.
“Ooughhh, sayang! Aauughhh!” Dia menggelinjang di atas kursi. Matanya terpejam, pipinya nampak semakin memerah, sementara mulutnya menganga sambil tak henti-henti mengeluarkan desahan serta erangan.
Aku yang terus memompakan kontol mulai merasakan gatal dan geli di kepala kontol, menandakan sebentar lagi orgasmeku akan segera tiba.
“Aaaaaaoooouuuwwww, aaaaaaahhh… aku keluaaaar!” erang tante, sambil memeluk tubuhku erat. Ternyata dia sudah mendahului.
Hampir berbarengan dengan orgasmenya, aku pun menjerit juga. Badanku terkejang-kejang, sementara cairanku menyembur deras memenuhi liang rahim tante. Kami berpelukan, berciuman, menikmati saat-saat indah itu.
Lama tidak ada yang bergerak, dengan kontolku tetap menancap di belahan memeknya, sampai akhirnya aku bangkit. Kucabut kontolku dari jepitan memek tante. Terlihat begitu banyak sperma mengalir keluar dari celah belahannya yang sempit.
“Terima kasih, tan.” Aku berbisik, kembali mencium bibirnya.
“tante yang harusnya terima kasih.” Dia tersenyum, lalu mengajakku menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Di sana, sambil menyabuni tubuh montok tante, aku mendengarkan pengakuannya. Ternyata dia rela menyerahkan tubuhnya karena sudah tidak tahan lagi. Sudah setahun ini tante jarang mendapatkan nafkah batin yang cukup dari paman.
“Kok bisa, tan?” tanyaku sambil mengurut-urut bulatan payudaranya.
“pamanmu suka loyo, kontolnya kadang bisa ngaceng kadang enggak!” jawab tante.
“Oo pantes!” Aku memeluk tubuhnya. “Kalau gitu aku siap jadi pengganti paman. tante mau?”
tante tidak menjawab. Tapi dari kakinya yang mengangkang, siap untuk kusetubuhi, aku tahu jawaban yang ia berikan. Aku pun kembali memasukkan kontolku ke memeknya yang masih licin akibat cairan kami berdua.
“BLESS BLESS OHH OHH OHH!”. Erangku menahan kenikmatan.
tante sendiri hanya hanya mendesah menikmat sodokan penisku. Aku pun mencium bibirnya, lehernya, anting-anting di telinganya dan juga kedua payudaranya yang super montok. Aku begitu bergairah pada permainan kedua ini. kusodok memek tanteku dengan penuh nafsu.
“OHH OHH OHH tante Nikmat tante OHH OHH OHH!”. Erangku padanya.
“Iya sayang tante juga nikmat OHH OHH OHH!”. Balasnya padaku.
Permainan kedua ini berlangsung cukup panas. Kami pun berganti-ganti gaya dari mulai aku misionaris, women on top, doggie style, dan juga posisi menyamping. Semua begitu nikmat dan menghanyutkan.
Tak terasa 45 menit sudah berlalu. tante sendiri sudah 3 kali orgasme. Spermaku juga sudah terasa akan keluar. Dalam posisi misionaris ini aku pun menyodok memeknya lebih dalam lagi sampai menyentuh rahim tante. Setiap kontolku menyentuh pintu rahimnya aku merasakan rasa nikmat yang teramat sangat. Sempat terpikir olehku bagaimana kalau nanti tante hamil akibat semburan spermaku di dalam rahimnya? Namun karena sudah kepalang tanggung aku mengesampingkan hal tersebut, yang penting nafsuku harus tuntas kali ini. perkara hamil atau tidak itu urusan nanti yang penting aku ingin mendapatkan kenikmatan maksimum dari tanteku yang cantik bahenol dan berdarah Pakistan ini.
“OHH OHH tante AKU MAU KELUAR TERIMALAH BENIH ponakanmu INI OHHH CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT CROOTTT!”. Teriakku sambil menyemburkan sperma ke rahim tante dengan kuat.
“OHH JERRY SAYANG tante JUGA KELUAR AHH AHH CREEETT CREEETT CREEETT!”. Sahut tanteku yang juga sudah mencapai orgasmenya.
Akhirnya aku pun ambruk menindih tubuh tanteku. Nafasku terengah-engah karena kelelahan begitu juga dengan tante. Setelah lebih tenang aku mendongakkan kepalaku sedikit sambil menatap wajah tante. Kulihat ia begitu bahagia sekali terbukti dengan tatapan matanya yang berbinar-binar melihat anaknya berhasil memberikan kenikmatan seks padanya. Kami pun berciuman mesra sambil berpelukan erat. Entah kenapa dalam posisi seperti ini rasa sayangku pun muncul terhadap tante. Aku seakan tidak ingin melepaskan tante dariku. Aku ingin memiliki tante seutuhnya. Inikah yang dinamakan jatuh cinta? Ya rupanya aku jatuh cinta dengan tanteku sendiri.
“tante makasih ya, aku puas banget hari ini main sama tante”. Kataku padanya.
“tante juga terima kasih sama kamu Jer”. Balas tante padaku.
“Aku sayang tante, aku gak mau kehilangan tante, I love you tante…CUPP”. Kataku sambil memeluknya erat dan mencium bibirnya yang lembut.
tante juga sayang kamu Jerry, love you too ponakanku sayang…CUPP”. Timpal tante yang juga membalas perkataan dan juga ciumanku.
Setelah berpelukan dan berciuman mesra, aku tersadar apa yang aku lakukan. Ya aku telah mengeluarkan spermaku ke rahim tante dengan sangat banyak selama dua ronde persetubuhan kami tadi. Bagaimana jika tante hamil? Lalu bagaimana dengan paman? Karena penasaran aku memberanikan diri untuk menanyakan hal itu padanya sekarang.
“tante”.
“Iya sayang”.
“Tadi spermaku aku keluarin di rahim tante”. Kataku merasa bersalah sambil menundukkan kepala.
“Gak apa-apa sayang, namanya juga masih perjaka, wajar”. Balas tante sambil mengusap kepalaku dengan lembut.
“Terus, kalo nanti tante hamil gimana?”. Tanyaku padanya.
“Justru tante pengen punya anak lagi sayang, sebenarnya dari dulu tante pengen punya anak lebih dari satu, tapi tau sendiri kan paman kamu sering stantek sama bisnisnya, apalagi sekarang performa seksnya udah menurun jauh, makanya tante gak bisa ngasih Luna adik”. Curhat tante sedih.
“Tapi tan, kalo nanti tante hamil benihku terus nanti aku mau panggil dia apa? Kan dia lahir dari rahim tante karena aku?”. Tanyaku bingung.
“Ya berarti kamu bakalan jadi ayah sekaligus kakak sepupu buat bayi di rahim tante nanti, apalagi tante sekarang lagi subur-suburnya. Kalo spermamu bisa membuahi tante hari ini, tahun depan kamu bakalan dapet adik baru sekaligus jadi kakak sepupu kandungnya hihihi”. Balas tanteku sambil tertawa kecil dengan tatapan mata berbinar-binar ke arahku.
Mendengar kata “lagi subur” dari tanteku otomatis membuat kontolku menegang kembali. Ah aku lanjut main ronde ketiga. tante yang menyadari pergerakan kontolku di memeknya mulai tersenyum. Dia tahu bahwa aku menginginkannya lagi.
“Aduh ponakan tante, kok kontolnya ngaceng lagi sih? Gak kasian apa sama tante yang udah kecapean gini hihihi”. Kata tanteku merajuk manja.
“Abis sih, tadi tante ngomong “lagi subur”, jadinya kontolku ngaceng lagi deh OHH OHH OHH”. Balasku sambil kembali menyodokkan penisku ke dalam rahimnya.
“Dasar anak nakal, yaudah tuntasin gih nafsumu sekarang sama tante, tapi inget ya ini yang terakhir, tante masih banyak kerjaan soalnya”. Sahut tanteku.
Aku pun melanjutkan permainanku. Hampir 30 menit kami bermain. Saat akan klimaks. Kucium anting-anting emas di telinganya lalu kusemprotkan sisa-sisa spermaku ke rahimnya, tante pun juga klimaks sambil memelukku erat-erat. Setelah permainan selesai kami pun bergegas untuk membersihkan diri di kamar mandi lalu keluar memakai baju dan beraktivitas seperti biasa. Malamnya bisa ditebak, tante mengajakku tidur di kamarnya tapi kami tidak “gituan” karena tante beralasan capek mengurus rumah seharian dan juga bisnis onlinenya. Aku pun mengerti dan hanya tidur bersama tanpa mengajaknya berhubungan seks.
Semenjak peristiwa itu, aku bagaikan kecanduan seks dengan tante. Hampir setiap hari kami berhubungan seks layaknya suami istri bahkan ketika paman berada di rumah. Seringkali di waktu malam ketika selesai berhubungan seks dengan paman, tante seringkali menyelinap ke kamarku dan mengajakku berhubungan seks kembali karena ia beralasan paman tidak mampu memberinya kepuasan seks yang maksimum seperti yang biasa dia nikmati dariku. Aku senang mendengarnya dan selanjutnya kami akan berhubungan seks sampai menjelang pagi dan tante akan kembali ke kamarnya agar paman tidak curiga.
4 bulan sudah aku dan tante menjalani hari-hari dengan penuh cinta. Selain menjalani hubungan terlarang dengan tanteku, aku tetap belajar untuk mempersiapkan diri masuk PTN. tante ketika sehabis bercinta denganku selalu menyemangatiku untuk giat belajar agar cita-citaku tercapai. Hari ini di waktu malam tibalah saatnya pengumuman seleksi masuk Perguruan Tinggi Negeri. Dengan perasaan deg-degan aku masuk ke kamar dan membuka laptop dan kuaktifkan modem agar dapat membuka website pengumuman dan kumasukkan nama dan no ujianku. Aku berharap diterima di PTN di kotaku ini supaya aku tidak perlu berpisah dengan tante. Setelah kumasukkan semua dataku dan kulihat hasilnya ternyata aku diterima di PTN favorit di kotaku. Aku pun merasa senang sekali saat itu. Aku pun langsung keluar kamar mencari tante yang ada di kamarnya untuk memberitahukan kabar gembira ini.
Sewaktu pergi ke kamarnya kulihat tante tidak ada disana. Aku langsung bergegas ke dapur dan kulihat tante sedang muntah-muntah di wastafel dapur. Ketika selesai tante langsung berbalik badan menatapku sayu dan wajahnya yang cantik itu terlihat sedikit pucat. Tanpa pikir panjang aku langsung memeluk tante dan memberitahukan kabar gembira ini.
“tante, aku diterima di Universitas xxxx, Jurusan xxx”. Kataku sambil memeluknya erat.
Selamat ya sayang, akhirnya ponakan tante tercapai juga cita-citanya”. Katanya sambil menatapku sayu.
“tante kok hari ini keliatan pucat banget, tante sakit ya”. Kataku sambil menemperkan punggung tanganku ke dahinya.
“Gak sayang tante gak sakit kok, tante cuma hhmmm”. Katanya agak ragu-ragu menjawab pertanyaanku.
“Iya tante kenapa, ayo ngomong jangan bikin aku tambah khawatir”. Desakku padanya.
“tante hamil Jerry, ini anak kamu”. Jawabnya sambil menempelkan tanganku ke perutnya.
“Beneran tante hamil? Tau darimana kalo sekarang lagi hamil”. Tanyaku seakan tak percaya.
“Ini sayang”. tante menunjukkan test packnya yang ia kantongi di dasternya dan ada lambang positif yang menandakan ia memang positif hamil.
Mendengar itu aku senang bukan kepalang, kuciumi tanteku lalu kubawa ia kekamarnya untuk merayakan kebahagiaan kita berdua. Malam itu kami bermain seks dengan panas sampai pagi karena paman sedang ada di luar kota. Akhirnya setelah selesai kami pun tidur berpelukan telanjang.
Keesokan harinya saat sarapan bersama, aku bertanya pada tante tentang paman. tante hanya bereaksi santai bahwa itu adalah urusannya dan aku tidak perlu pusing. Intinya dia punya cara untuk meyakinkan paman supaya percaya bahwa anak yang ada dalam kandungannya adalah anak dari benih paman walaupun sejatinya itu adalah benihku. Aku pun lega dan bisa berfokus untuk menghadapi masa perkuliahan yang sebentar lagi akan tiba.
Beberapa bulan kemudian aku pun mulai kuliah dengan menyandang status sebagai seorang mahasiswa baru. Semua masa orientasi sudah aku lalui dan sekarang sudah mulai distantekkan dengan kegiatan perkuliahan.
Menjadi mahasiswa membuatku harus pintar membagi waktu antara perkuliahan dan urusan rumah karena saat ini bayiku yang di dalam perut tante juga sudah semakin membesar dan paman memintaku untuk menjaga tante ketika dia tidak ada di rumah. Aku menyanggupinya dan berusaha untuk selalu memperhatikan tante di sela-sela kestantekanku.
Mengalami kehamilan setelah 18 tahun lamanya membuat tante menjadi lebih sensitif, seringkali aku di buat kewalahan dengan permintaannya ketika mengidam. Namun satu hal yang pasti, tante menjadi lebih seksi ketika hamil dan kami tetap berhubungan seks walaupun tidak sesering sebelumnya mengingat kondisi tanteku yang sedang hamil kali ini. Kehamilan tante membuatku menjadi semakin mencintai dan menyayanginya.
Setelah 9 bulan mengandung, akhirnya tante melahirkan bayi kembar laki-laki tepat di usianya ke 35 tahun. paman pun menyambut kelahiran bayi kembar tersebut dengan sukacita karena setelah 5 tahun akhirnya ia bisa memiliki anak lagi di usianya yang ke 37 tahun. Bayi tersebut diberi nama Brando dan Nicholas. Aku sendiri begitu bahagia karena dapat menjadi “kakak sekaligus ayah” bagi kedua adik kembarku. Fisik mereka berdua juga terlihat tampan khas Peranakan Tionghoa-Pakistan.
Namun ada sedikit keanehan di antara mereka berdua. Ya penis kedua “adikku” ini sedikit lebih besar dan panjang dari bayi-bayi pada biasanya. Di saat paman sedang keluar kamar pasien, aku dan tante pun menanyakan pada dokter tentang kondisi kedua adikku. Dokter mengatakan itu adalah bawaan genetik sehingga penis mereka berdua terlihat sedikit lebih besar dan panjang. Namun ia mengatakan tidak perlu khawatir karena itu masih dalam kategori normal namun ia tetap berpesan untuk tetap memonitor kondisi perkembangan Brando dan Nicholas. Aku dan tante mendengarkan pesan dokter sambil mengangguk-angguk.
“tante, aku takut kalau kedua anak kita ada kelainan”. Kataku pada tante.
”Udah tenang aja sayang, yang penting kita monitor terus kondisi mereka berdua, mudah-mudahan aja itu cuma bawaan genetik, lagipula waktu kamu lahir dulu juga kontolmu juga lebih besar dan panjang kayak mereka berdua. Hasilnya kan sekarang kamu tetap tumbuh normal kayak anak biasa walaupun ukuran kontolmu tetap gak biasa buat tante hihihi”. Kata tante menenangkanku sambil tertawa kecil.
Aku pun hanya tersenyum mendengar kata-kata tante lalu menghadiahinya kecupan hangat di dahinya. tante pun membalas dengan senyuman manis sambil memegang pipi dan rambutku.
Setelah beberapa bulan kemudian, ternyata ketakutanku terhadap kedua “adikku” akhirnya tidak menjadi kenyataan. Brando dan Nicholas secara fisik dan mental tumbuh normal layaknya anak-anak normal pada biasanya. Aku pun lega tidak melihat kecacatan fisik maupun mental dari mereka berdua walaupun terlihat ukuran celana dalam mereka agak lebih besar karena harus menampung penis mereka yang agak besar.
Aku pun berniat menghamili tante lagi. Aku ingin memiliki anak sebanyak-banyaknya dari wanita cantik keturunan Pakistan yang telah membantu ibuku pada kelahiranku 19 tahun lalu. Sudah kuutarakan niatku itu padanya. tante pun tersenyum dan menjawab tunggu Brando dan Nicholas agak besar dulu, baru nanti ia akan bersedia hamil lagi dariku. Aku pun sudah tidak sabar lagi menunggu saat-saat itu dan semoga hal tersebut dapat menjadi kenyataan di masa yang akan datang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar