Senin, 22 Juli 2024

Dilema (Mama)

Namaku Rio umur 16 th,anak tunggal dan masih sekolah SMK otomotif kelas 2 di Yogyakarta. Aku pendiam dan tak pandai dalam hal pergaulan, tapi untung aja aku punya teman dekat sekelas bernama Dicky yang aku kenal sejak kelas 1.
aku berasal dari keluarga yang sederhana (tidak kaya, tidak miskin). ayahku bekerja sebagai kepala divisi container di sebuah CV yg memang dalam 2-3 tahun terakhir ini mendapat kontrak di sebuah pelabuhan besar di Surabaya…. jarang pulang Cuma sehari atau 2 hari seminggu.
Sedangkan ibuku sendiri Sinta (39 th)hanya ibu rumah tangga orangnya jga gak terlalu banyak bicara tetapi kalau diajak ngobrol sih asik juga soalnya mungkin karena udah dewasa dan bersifat ke-Ibuannya dalam segala hal. Terkadang juga sering cuek mungkin sifatnya ini yang menurun kepadaku. Aku memanggilnya “mama” sejak kecil
di rumahku mama memiliki usaha toko sembako yg tidak terlalu besar tapi juga memiliki usaha lain sebagai penjual baju wanita yg memang hanya dijual kesekitar lingkunganku aja.. mungkun karena itulah dia selalu berdandan rapi dan menarik seperti ABG yg berumur 20’an, celana jeans ketat dan kaos tanpa lengan, wajah manis, putih, rambut bergelombang sepundak, perawakan langsing, payudaranya juga biasa2 aja.
kembali pada cerita,
hamper setiap hari aku dijemput dan diantar pulang oleh temanku (dicky) saat berangkat sekolah.. kadang juga aku naik bis kalau tak dijemput dicky ..hal itu terjadi sejak akhir semester saat kelas 1 dikarenakan aku tak diperbolehkan mama membawa motor sendiri karna aku pernah tabrakan saat kelas 1 dan juga karena motorku yang serig kuprotol- protoli .. hehehe maklumlah anak SMK Otomotif emng semua seperti itu… awalnya mama marah dengan tindakanku itu tapi lama – lama juga dia pun memaklumi sifat ku…
nasihat dan nasihat selalu saja seperti itu kepada aku dan dicky kalau udah pulang sekolah…….
tapi aku dan dicky kadang hanya menanggapinya dengan canda tawa…. mungkin itu juga yang membuat mama kadang membiarkan aja kenakalan kami..
tak jarangpun aku dan dicky sering gak berangkat sekolah, membolos dan hanya nonoton TV dirumahku
“namanya juga anak muda haha” dalihku setiap dinasehati ….dicky pun membelaku saat dinasehati
Bulan desember 2010 …… dicky sering bolos waktu jam2 akhir pelajaran, tak tau kenapa.. aku pun hanya naik bis saat pulang sekolah.. dan waktu sampai rumah selalu saja motornya udah ada didepan rumah
“sialan kamu Dick” kataku pada saat msuk rumah dan duduk di sofa sebelahnya
“lah gimana toh?” katanya Dicky sambil ketawa2
“tadi aku dimarahin Pak Andre (guru matematika) karna dikira ngajarin kamu bolos” kataku
“masa?” katanya.. terdiam sejenak lalu melanjutkan pembicaraan “ aku emg gak suka tu sama plajaran pak Andre… orangnya cerewet kya cewe yg lagi mens”katanya
mama pun dating dari arah dapur menuju ruang tamu tempat kami ngobrol dan ikut nimbung juga
“Dicky klo bolos terus nanti gak naik kelas lo nanti” kata mama
“abis bosen tant… udah gurunya cerewet, dikelas gk ada cewenya….. huuufff boring sangat, tant” ktanya
“tar kmu nyesel sendiri lo, dick” kata mama sambil berjalan ke arah took dan membuka gorden yg membatasi toko dengan ruang tamu, lalu lalu duduk di kursi belakang etalase
Keesokan harinya dicky pun bolos lagi pada jam terakhir padahal hari itu hari jumat… aku gk terlalu peduli juga sih sebenarnya… males juga mikirin di Dicky….
jam 12.30 aku turun dari bis lalu berjalan kearah rumah… “kok sepi banget ya sepanjang jalan”kataku dalam hati
“akh… mungkin belum pada pulang jumant-an”
aku berjalan perlahan sambil memikirkan hal itu samapai depan rumah.. aku melihat motornya Dicky ada di depan rumah saat itu… aku gak begitu peduli juga saati itu. saat mau masuk kerumah aku berhenti sejenak sambil melihat kea rah toko
“ kok, gk ada yang jaga sih… klo kemalingan gimana”kataku dalam hati sambil berjalan kearah toko
aku duduk sejenak didepan lalu mengambil sebuah Koran di atas etalase lalu membuka halaman per halaman mencari berita olahraga….
kira2 5 menit aku mebaca Koran aku mendengar seperti suara cekikikan (ketawa) dari arah ruang tamu.. aku masih belum peduli saat itu, mungkin karna konsentrasiku masih pada Koran itu…
tak lama kemudian akupun berdiri sambil melepaskan tas punggungku lalu menaruhnya ke atas etalase…. saat itu aku mendengar lagi suara wanita ketawa kecil, aku yakin itu suara mama karena aku hafal betul suaranya…..
perhatianku pun beralih dari Koran ke suara itu sebentar.. aku pun hanya berdiri diam sambil menunggu suara itu lagi
tiba2…. “akhh” “eemmmmmhhhh” itu yang kudengar
jantungku berdebar – debar kencang saat itu juga. Mulai muncul rasa curiga, was – was dan lain2nya becampur aduk
aku pun berjalan ke arah tmbok toko yang bersampingan degan ruang tamu tempat suara itu berasal….
jantungku berdebr semakin kencang, hingga aku bisa merasakn darahku mengalir ke kepala begitu cepat dan derasss sekali
“ooohhhhhh” suara mama ….. aku agak kaget saai itu tapi tetap mencoba tenang lalu perlahan berjalan kea rah tembok….
tanganku meraih kain gorden pembatas ruang tamu dan toko sambil kubuka perlahan lalu ku intip kearan ruang tamu
aku hanya bisa terdiam dan melongo melihat apa yg baru kusaksikan
mama saat itu duduk di sofa tunggal hanya mengenakan kaos berwarna ungu sedangkan bagian bawahnya telanjang tanpa penutup apapun..kakinya sedang mekangkang dan kulihat si Dicky sedang jongkok didepan selangkangannya dengan masih menggunakan seragam sekolah lengkap…. Tangan Dicky saat itu tepat berada di tengan selangakangan milik mama,
tangan itu pun digerakan maju mundur perlahan sesekali terlihat menggosok – gosok selangkangan mama
aku hanya bis melihat dari samping terlihat agak samar2 vagina mama penuh, lebat dengan bulu
wajah mama terlihat pucat lemas matanya pun hanya terbuka setengah sesekali menutup sambil dari mulutnya mengeluarkan suara “emmmhhh” lalu tersenyum manis menatap dicky
aku bingung harus ngapain saat itu.. rasa kecewa, emosi juga menabah kebingunganku… ingin rasanya aku masuk kesana lalu memberi pukulan ke wajah mesum dicky
kebingungan seolah mumbuatku menjadi tak punya pilihan antara masuk dan menghajar Dicky atau hanya diam dan menyetujui apa yang mereka lakukan… aku berada tepat ditengah Dilema antara ikhlas dan benci pada mereka
ditengah2 pikiranku yang mulai kacau balau penuh kebimbangan aku melihat wajah mama yang manis dan seolah tak berdosa, membuatku diam kaku sesekali lenganku gemetaran, hingga tanpa sadar waktu berjalan begitu saja

“SIAL, SIAL, SIALLLLLLLLLLLLLLLLl” “BRENGSEKKKKKKKKKKKKKKKKKK” “ANJINKKKKKKKKKK”kataku dalam hati
tapi waktu tetap saja tidak bisa berhenti
Pada akhirnya……..
“akhhhh…. ahhh ahhh ahhhh” …….. “emmmmmmmamhh” mama memejamkan matanya lalu kedua pahanya merapat, menjepit tangan Dicky dan badanya bergerak kaku maju mundur lalu lemas sambil tangan kanannya menutupi mulutnya yang terbuka..
“itukah yang dinamakan wanita sedang orgasme” kataku dalam hati, sambil melihat mama penuh kagum dan tanda tanya besar……..
Dicky hanya ketawa kecil sambil melihat wajah mama, mama hanya mebalas dengan senyum manis seperti seoanga anak kecil yg masih malu – malu. Dengan sedikit tenaga yg tersisa mama berdiri, sedang Dicky masih jongkok aja di hadapan mama…. wajah dicky tepap berada di depan vagina mama, dicky tanpa malu memeluk dan mencium vagina mama sebentar
“wah, kalo ini berlanjut bisa bahaya nih”kataku dalam hati
akupun berjalan perlahan keluar dari toko lalu menuju pintu luar depan ruang tamu….. dengan santai (mungkin tepatnya pura2 santai tapi masih emosi) aku mengetuk….
terdengar suara bisik2 gak jelas, lalu terbukalah pintu depan….. kulihat mama udah gak ada diruang tamu, sepertinya mama udah kabur lari ke belakang
kulihat wajah dicky agak memerah saat itu, aku tidak berkata apa2 haya masuk tanpa peduli pada Dicky lalu berjalan begitu aja kearah kamarku di tingkat 1tepat diatas kamar mama.. setelah menggati pakaian aku turun kembali ke ruang tamu, ehh.. ternyata si Dicky udah pulang.. SIALLL padahal aku baru aja mau menanyai dia.
mama datang dari arah kamarnya dengan wajah tanpa rasa berdosa dan seolah tak terjadi apa2 lalu bertanya
“udah makan?”
“PERTANYAAN BODOH!!!!!” kataku dalam hati
Semalaman itu aku tak bisa tidur karna mengingat kejadian diruang tamu tadi siang…. aku mencoba menenangkan diri dulu malam itu.
mungkin saja mereka melakukan itu tanpa sengaja
mungkin juga mama yang memulai duluan, karena papa udah lama gak “ngasih” dia, hanya itu yang berputar dalam otaku malam itu
setelah tenang akupun tidur
keesokan harinya aku berangkat lebih awal sebelum dicky dtang kerumah…. Saat istirahat dicky menghampiri aku lalu mengajak aku ngobrol. aku pun menggapi seolah tak terjadi apa2 meskipun dalam hati masih ada ras benci
siang itupun aku diantar pulang oleh dicky.. aku mulai merasa lunak kepadannya mingkin karena merasa hutang budi karena hampir setiap hari dia antar – jemput aku kesekolah dan juga karena merasa dia satu2nya seorang sahabat karibku
sesampai rumah aku, dicky dan mama pun ngobrol2 seperti biasa meskipun kadang kadang aku melihat mereka sering saling senyum….. tak apalah mungkin aja mereka “melakukan” kemarin karena khilaf aja
Hari seninnya kemudian aku dijemput Dicky berangkat sekolah, tapi anehnya saat istirahat kok aku udah tak melihat tampangnya si Dicky saat itu. . aku mulai curiga kalau dia bolos pelajaran agar biasa duluan kerumah untuk “ngerjain” mama lagi. Sepanjang pelajaran aku udah mulai gak konsen lagi, pikiran2 yg tidak2 mulai penuh dikepalaku semakin kupikirkan semakin aku mulai mersa resah…
Karna udah gelisah akhirnya aku meminta ijin untuk pulang duluan pada guru… meskipun awalnya gak diijinkan tpi karena gelisah terus menerus akhirnya kau pun pura2 sakit….
setelah turun dari bis dengan berjalan cepat kerumah dalam pikiranku sudah gelisah terus…
dan, Yah ternyata benar saat sudah memasuki tikungn dekat rumah aku meliahat ada sepeda motor milik dicky udah terparkir disana… aku pun melihat pintu toko setengah tertutup.. itu sih tandanya mama sedang sibuk dibelakang…. dari situ Aku sudah bisa menerka apa yang mungkin terjadi didalam rumah
Karena sepertinya kalau aku mengintip mereka dari toko seperti kemarin mungkin aku agak kesulitan karena pintu kios harus kubuka penuh dulu agar bisa masuk….
akhirnya kuputuskan masuk lewat belakang rumah, lagian kalo lewat pintu belakang mungkin aku bisa melihat kegiatan mereka dengan lebih jelas…. Cepat – cepat aku berjalan ke belakang rumah, aku beruntung saat itu karena pagar belakan rumah tidak dikunci… perlahan2 aku masuk melewati tempat jemuran sambil mataku lirik kiri dan kanan memastikan tak ada yang mengetahui, karena jika kethuan mungkin aku gak bisa menonton adegan mama dan Dicky
Sampai di pintu dapur yg terbuka aku mulai mengintip, tapi anehnya saat itu ruang tamu yang kelihatan jelas dari situ sepi tak ada orang
“wah, kemana nih mereka berdua”kataku dalam hati….. Aku mencoba untuk menenangkan diri dan mengambil nafas dahulu sambil memastikan tak ada yang melihat aku disini….. Menunggu, menunggu lama aku mulai putus asa juga saat itu….. Tapi samar2 aku mendengar suara seperti orang ngobrol dari arah kamar milik mama
“Oh iya….. Dikamar mama!!!!!… aduh bodohnya aku!!!”k ataku dalam hati
kulepas sepatu agar tak terdengar suara… lalu berjalan ke arah kamar mama. Sial pintunya tertutup …..
lalu aku coba mengintip dari lobang kunci pintu.. ternyata tak terlihat sama sekali…. aku pun cepat2 mengambil kursi plastik didapur lalu mencoba ngintip dari lobang ventilasi atas pinti kamar….. dengan dada yang berdebar debar aku naik perlahan
oh gila…. pemandangan pertama yang kulihat.. mama sedang telanjang bulat tidur terlentang dan si Dicky disampingnya hanya mengenakan kemeja putihnya tanpa celana sedang memeluk pinggang mama
aku baru sadar payudaranya mama lumayan besar,sungguh berbeda saat dia menggunakan kaos, sedangkan vaginanya tak kelihatan sama sekali Cuma bulu2 tebalnya aja
ini pertama kalinya aku melihat mami telanjang bulat dalam hidupku ,bersama seorang lelaki lagi.. jantungku berdebar kencang sekali takut ketahuan….. tapi untung tempat tidur berlawanan arah dengan pintu pakam jadi kemungkinan ketahuan lebih sedikit
yang terlihat mereka bukan sedang bercinta tapi hanya peluk2an dan cium2an aja… aku nunggu agak lama tapi hanya itu aja yang mereka lakukan…. “wah aku telat nih”dalam hati. aku gak sempat melihat mereka berhubungan bdan
tapi saat itu penisku sempat menegang keras, aku juga gak tau kenapa… setelah kira2 10 menitan kulihat Dicky bangun lalu mengenakan celananya… Sial ternyata mereka sepertinya sudah mau udahan
Aku pun cepat2 turun lalu mangangkat kursi plastik menuju dapur sambil mencari tempat bersembunyi lagi. tak lama kemudian mereka keluar dari kamar dengan pakaian lengkap lalu berjalan menuju ruang tamu…
Diruang tamu terlihat mereka bercanda lepas seperti sepasang kekasih.. mama saat itu duduk di pangkuannya Dicky
berkali kali aku melihat tangan Dicky meraba2 tubuh mama. mama Cuma ketawa2 aja
ehh tapi tunggu… tak lama kemudian aku melihat mama berdiri lalu melorotkan celana ketat pendek dari kolor miliknya tanpa membuka kaos…
tangan dicky pun langsung hinggap divaginanya langsung digosok gosok
“akhh…….” kulihat mata mama terpejam agak lama..
mungkin karena udah nafsu tangan mamapun menarik resliting celana abu2 milik Dicky menarik penisnya keluar lalu tiba2 langsung menduduki Dicky
“Achhhhh….. Masukk!!!!!” samar2 kudengar
“Enak,tant?”
“He’em enakkkk uhhhh!!!”uhhhh”uhhhhh”
dari belakang mereka kulihat jelas penis Dicky masuk secara mutlak kedalam vagina mama… Dicky menggerakan pantat mama naik turun berkali kali meskipun terlihat agak berat… Sedangakan mama hanya diam pasif meskipun berada diatas Dicky
“ahhhh…. emmhhhhh” ahhhhh!!!!! lagi, lagi, lagi“ kata mama
penisku pun ikut berdiri saat mendengar mama yang sedang menikmati persetubuhan itu
kira2 20menit kemudian mama pun mencapai orgasmenya saat diatas Dicky. ku ketahui setelah kulihat tubuhnya mengejang
dam mulutnya terbuka tapi tak bersuara sambil memeluk dicky dengan begitu kencangnya…

“belum keluar ya punyamu ?” kata mama
“isapin yah, biar cepet keluar?”sambung dicky
mama menggeleng gelengkan kepalanya tanda menolak lalu berkata “jijik!!! tante belum pernah”
“makanya dicoba donk,tant” kata dicky sambil sdikit mndorong mama agar jongkok di depannya…. tiba2 aja kepala mama pun ditarik Dicky dengan cepat kearah penisnya dan langsung masuk.. awalnya seperti dipaksa tapi lama lama mama nurut aja dan ngisep penisnya dicky.. aku baru tau ternyata Dicky benar2 hebat dlm urusan wanita, mama aja dibuatnya nurut seperti itu
10 menit kemudian dicky pun melepas spermanya ke mulut mama,,, mama pun langsung muntah saat itu ….
dicky hanya ketawa saat itu….. mama pun berjalan kearah dapur sepertinya mau mencari kain lap untuk muntahannya .
karena tak ingin ketahuan aku pun segera pergi dari dapur lalu bersembunyi di luar pagar belakang rumah……
sejak saat itu Dicky sering Bolos sekolah dan kerumahku dengan alassan yang aneh2… sedangkan aku masih aja stuck dengan DILEMA antara Iya dan tidak untuk membiarkan mereka

andai saja aku bisa tegas mungkin mereka bisa kucegah…..mamaku dan sahabatku!!!! sungguh tragis
aku sakit hati jika mengingat mereka melakukan itu. Keluargaku sudah hancur
apa jadinya jika papaku tau apa yang mereka lakukan dibelakang papa
waktu berjalan seminggu….. hampir setiap hari Dicky membolos dan setiap aku pulang aku selalu menyempatkan diri mengintip mereka.. ternyata aku baru tahu alasan bahwa mama memang sengaja mengenakan celana kolor prndek dirumah 1 bulan terakhir ini karena diminta oleh Dicky.
setiap ku intip diruang tamu pasti mama hanya mengenakan kaos tapi tanpa bawahan. tak tau mengapa itulah yang sering kulihat selama seminggu terakhir saat ngintip mereka
Pernah suatu kali aku pulang sekolah aku melihat motor Dicky udah terparkir di depan rumah
“si Setan ini pasti lagi gituin mama nih”dlam hati.. iseng2 aku coba ngintip ruang tamu lewat toko.. tapi ternyata Cuma ada dicky seorang disitu sedang menonton TV. Mungkin mereka sedang tak “maen” hari ini pikirku

…. “Clackkk” aku membuka pintu lalu duduk disamping Dicky. kami tak banyak cerita saat itu…. tapi tiba2 dari arah dapur mama datang hanya mengenakan kaos tanpa lengan tapi bawahnya tak tertutup sama sekali… kami begitu kaget apalagi mama, “wow bulunya”kataku dalam hati sambil memandang terus ke arah vaginanya.. mama pun hanya diam lalu seolah bingung mau kemana …..mama lalu berjaln ke arah kamarya
Tapi Enth kenapa mungkin karena shock ato kaget apalah mama berjalan biasa tanpa menutupi vaginanya yang sedang terekspos saat itu(mungkin karena udah sering kali ya hehehe)
waktu berjalan hampir sebulan aku sampai bosan ngintip terus….sementara hubungan persahabatnaku dengan Dicky makin renggang meskipun dia masih sering menjemput aku saat berangkat sekolah tapi tetap aja kerenggangan itu tetap ada
begitu juga dengan mama, kadang aku pulang sekolah mama gk pernah menyiapkan makan siang, jadi biasanya pulang sekolah aku jajan dahulu setelah sampai rumah langsung masuk kamar dan tidur hingga sore sehingga komunikasi seolah hilang dalam sebulan terakhir itu
kadang saat pulang sekolah aku ingin ngobrol dengan mereka berdua tapi tetap aja ada rasa malas… yahh meskipun mereka tak tertangkap basah lagi “berbuat” tetap aja aroma2 sehabis mereka mesum di rumahku masih tercium… itu membuatku malas ngumpul2 lagi meski tiap hari ketemu
hingga pada awal januari 2011…..
saat itu aku berangkat sekolah dengan bus setelah sampai sekolah aku bertemu Dicky di kelas, entah kenapa hari itu tiba2 dia menghampiri aku yang sedang berjalan keluar kelas.. kami pin berjalan bersama untuk nongkrong sebentar di depan sekolah karena itulah kegiatan yang sehari-hari kami lakukan saat bel tanda masuk kelas dibunyikan…..
terlihat dia agak canggung saat mengajaku ngobrol
“eh sob….. aku pengen ngomong sesuatu nih”
“apaan?”kataku sambil melihat tingkah anehnya saat itu
“kamu marah gak kalo aku jadi pacar mama kamu?”
“hah? serius!!!?” kataku saat itu
“serius ni, boleh ga?”
“sama siapa?” tanyaku lagi agak curiga bercampur serius
“sama tante Sinta,mamamu”katannya sambil cengengesan
“woo, dasar setan….!!!! kamu mau aku hajar?”kataku pura2 marah . Meskipun sebenarnya aku gak terlalu menaggapi ocehan dia.. Yang kupikirkan saat itu adalah apa yang sebenarnya dia ingin katakan & apa yang sebenarnya ingin direncanakan oleh dia…..
iseng2 aku bertanya
“emang kamu pernah gituan sama mamaku?”
“hahaha ya jelas belum lah”
“aku Cuma bercanda kok,sob .. Jadi jangan masukun dalam hati ya?” katanya lagi
“tapi kalo kamu emang pengen membahagiakan tnte Sinta mungkin aku bisa bantu, supaya dia tak kesepian waktu papamu tak ada ”
katanya dengan suara agak ragu2 tapi hati2
“ahh aku gak percaya”sambungku
“heh, beneran tante Sinta pasti mau”kata dia
“ohh gitu ya!!!! aku tahu sekarang, ternyata kamu selama ini sering godain mamaku!!!”
“eh eh, bukan gitu sob, aku tuh Cuma nebak2 aja apa pikiran tante Sinta.. Soalnya aku hafal tipe wanita yang butuh kasih sayang itu seperti apa” dalihnya sambil sedikit ketawa agr suasana tak bertambah panas
aku terdiam sebentar
“Gimana masih mau gak? yang tanggung resikonya aku” katanya dengan ngotot
“gak deh.. masa kamu gituin mamaku sendiri, dosa tau ga? kataku agak malu setengah mati
“dosa pikirin belakangan!!!… kamu belum jg pernah gituan kan?blom pernah ngerasain enaknya jg kan?” katanya agak sedikit memaksa
“tar aja, aku pikir2 dulu” kataku saat itu sambil meninggalkan dia di depan sekolah
setelah pelajaran dimulai aku sudah mulai tidak konsen lagi.. pikiranku selalu mengingat apa yang dikatakan Dicky tadi
ahhh sialll!!!!! kenapa aku jadi mikirin hal kaya gini sih. aku gak mau merusak keluargaku ,jadi tawaran itu harus kutolak
tapi… saat istiraht dicky kembali menemuiku dan kembali membahas hal itu dan terus menerus meyakinkan aku bawa tak akan terjadi apa2. aku memang sempat tergoda tawarannya itu tapi kemudian langsung kutolak lagi….
“ini pasti strategi dia agar aku bisa mengijinkan agar dia dengan bebas bisa meniduri mama semau dia”
kataku dalam hati (harapanputra.com)

pelajaran pun mulai lagi… dan kembali aku mulai bimbang dan dilanda Dilema antara Iya dan tidak dengan tawaran Dicky. Saat itu juga pun aku langsung teringat pada tubuh telanjang mama saat kuintip dia bersama Dicky… aku membayangkan bagaimana bentuk vagina mama yang memang selama ini hanya bisa kulihat samar2, lalu bagaimana dengan payudaranya yang bulat dan puting berwarna coklat itu sedang terlentang diatas ranjang… penisku berdiri keras sekali saat itu tak bisa dipungkiri aku juga memang ingin merasakan mama bahagia juga…… tapi apakah sepadan dengan jika akhirnya Dicky juga akan meniduri dia bahkan mungkin didepanku….
bayangan akan tubuh bugil mama seakan membutaku tak bisa konsentrasi lagi… setiap saat selalu muncul saja seperti itu membuat aku semakin bimbang hingga tanpa terasa bel akhir pelajaran pun dibunyikan
saat diparkiran Dicky pu langsung menghaampiriku dan bertanya lagi
“gimana, jadi ga?”
aku hanya diam sambil berpikir
dicky pun langsung menyambar
“udah gak usah dipikir… nanti aku yang bahagiakan tante Sinta, tapi kamu yang rahasiakah hubungan kami, gimana?” katanya sambil menyerahkan helm dan bergegas naik motor
entah kenapa aku hanya nurut aja saat itu.. kami pun bergegas pulang kerumahku dengan hati yang was was terutama aku
waktu bersa begitu lambat meski Diky memacu kendaraanya hingga 80KM/jam….. aku terus menerus gelisah dan juga sedikit ngaceng karena membayangkan tubuh bugil mama
Akhirnya kami tiba dirumah
kamipun langsung turun dan berjalan menuju ruang tamu…. saat berjalan aku melihat mama sedang duduk di toko kelihatan sedikit sibuk dengan pembeli…… kamipun langsung duduk disofa ruang tamu
jantungku udah berdetak kencang sekali saat itu karena aku tak menduga sama sekali akan menjadi seperti ini
dicky pun berdiri saat itu lalu mengajaku becara “gimana?siap belom? hehehe” katanya sambil ketawa mencairkan suasana yang tegang itu sambil berjalan ke arah pintu toko yang hanya tertutup oleh gorden itu lalu membukanya
dengan nada biscara penuh canda Dicky memanggil mama
“Tant, sini donk’
“bentar, baru ngtung duit nih”jawab mama
“ayok donk sini” kata Dicky sambil menghampiri mama yang kulihat sedang menghitung uang di meja etalase…. Dicky menarik tangan mama dengan lembut lalu menariknya ke ruang tmu. mama pun anehnya nurut gitu aja saat digandeng ke dalam.. setelah sampai diruang tamu dicky berkata kepadaku
“aku yang pemanasan, kamu yang jagain kami yah?” katanya sambil memainkan mata kepadaku. Dicky memberi kode Jempol saat itu sambil tersenyum penuh maksud
sedangkan mama hanya diam dan trluhat gugup dan bingung tapi hanya nurut aja saat mengetahui Dicky berkata demikian….
Dicky menggandeng mama menuju kamarnya… sebelum menutup pintu Dicky tersenyum dan berkata “tunggu bentar ya”
aku menunggu diruang tamu dengan jantung berdebar2 dan bimbang harus bagaimana setelah menunggu 5 menit belum juga Dicky keluar dari kamar. akupun memilih untuk mengganti pakaian dahulu
“kok Dicky lama … apa mungkin dia ngicipin vagina mama dulu lal baru aku yang diberi sisa2nya?”tanyaku dalam hati dengan bimbang
aku kembali ke ruang tamu tapi saat itu kulihat pintu kamar mama sedikit terbuka…
 Dengan langkah yang perlahan aku ngintip ke kamar.. begitu masuk aku lihat Dicky disuguhkan pemandangan indah
mama sedang telanjang bulat terlentang diatas tempat tidurnya…. kedua kakinya sedang terkangkang seolah sudah siap untuk di setubuhi… 
saat Dicky berdiri disamping mama . Dicky dan mama saling berpandangan sejenak lalu mama memalingkan mukanya kearah lain, mungkin karena malu… pahanya yang tadi terbuka lebar pun mnutup sendiri
Dicky sendiri hanya tersenyum karena tak bingung harus ngapain
saat itu terlihat jelas baik Dicky dan mama sedang malu-malu tapi mau……
“duduk disini”kata Dicky sambil berdiri di semping tubuh telanjang mama
sambil memperhatikan tubuh mama dengan dekat, aroma tubuhnya benar benar membuatnya tak berdaya
tangan kanan mama menutupi wajahnya sendiri, tangan kirinya mengelus elus rambutnya sendiri yg mulai acak2an
oh, sungguh pemandangan yang sangat indah sekali

“ayok cepat, tante Sinta udah nafsu juga kok…. jangan malu2!!!!” kata Dicky kepadanya tanpa ada rasa ragu atau bersalah karena kata2nya saat itu didengar oleh mama
Dicky memang terbiasa dengan ini… tapi karena Dicky yang dari tadi hanya ngomel2 terus karena mama yang tak kunjung mulai2 akhirnya Dicky berinisiatif meraba paha mama dan mengelusnya.. dia elus2 dari arah luar sampai dalam hingga mama yang awalnya tegang bisa sedikit lemas,,, pahanya yang tadi merapat pun mulai membuka sedikit…..
Aku berkata kepada mereka
“aku mo nutup toko dulu, kalian lanjut aja…”kataku tersenyum sambil berjalan keluar kamar dan menuju toko
disaat itu aku masih aja bimbang harus bagaimana dulu dikarenakan aku memang sangat buta dalam hal ini disamping itu mama pun hanya diam menutup wajah dan mengelus rambutnya… aku bahkan gak tau mama udah terangsang atau belum
yah jadi dilema lagi…….
tak lama kemudian aku masuk ke kamar lagi
“liat nih” katanya saat itu sambil meremas2 kedua payudara mama dng jari kirinya… tak mau kalah jri kanannya menarik wajah mama dan merka pun langsung berciuman mesra
“clkkkk..clkkkk” suara lidah bercampur air liur mereka saat berciuman
“emmhhhh’suara mama ketika bibir mereka saling bertemu
wow… sungguh Dicky benar2 mahir dalam bercumbu dengan wanita
kira2 2 menit mereka salin bercumbu sedang aku hanya mengelus2 paha mama….. Dicky pun berdiri lalu berpindah tanpa kompromi kedua tangannya memegan paha mama lalu membukanya dengan lebarsehingga kami berdua bisa melihat dengan jelas bentuk vagina mama
basah disana apalagi ketika Dicky menusukan jarinya kedalam vagina mama dengan kasar dan langsung dikocok –kocok hingga keluar suara “clak-Clak”
“akhhh!!!! akhhh!!! “ hanya itu yang keluar dari mulut mama sambil matanya terpejam
Dicky menarik keluar jarinya yang basah akibat lendir milik mama lalu memasukan jarinya kemulut mama…..
mama hanya menurut aja seolah pasrah mau diapa2in…….
Dicky hanya tersenyum puas melihat mama, sedangkan aku tersenyum kagum melihat mereka
Sesudah puas aku pun berdiri lalu mengambil tas rasnselku
“ya udah aku tinggalin kalian berdua, toko udah ditutup kalian bisa bebas gituan” kataku

Setelah keluar kamar tak lama kemudian dengan suara motorku lalu pergi… dicky pun kedepan untuk memastikan nya
sambil mengecek seluruh pintu…..
pada saat dicky kembali ke kamar mama aku mulai merasa ragu lagi…. tapi mengingat apa yang udah terjadi tadi danjuga aku yang udah pergi dicky pun memberanikan diri… saat didepan pintu kamar dicky melihat mama yang masih telanjang kedua pahanya pun masih terkangkang membuatnya semakin berani
dengan perasaan yakin dia pun mulai dengan berani meremas dada mama
jari tangannya yang satu lagi pun tak mau kalah langsung menekan ke arah vaginanya
mama masih diam aja….. dia sudah tak peduli lagi vaginanya pun dia kocok menggunakan 2 jari sekalaigus seperti yang dilakukan tadi

dampaknya pun mulai terasa.. mama yang awalnya hanya menutup wjahnya mulai berani memperlihatkan ekspresinya
Dickypun mulai lebih berani memainkan jariku… jari kiriku membuka2 libianya sedang jari kanan mengocok kedalam
dan benar tak lama kemudian
“akhhhh….. akhhh!!!!” kata pertama yang keluar
Dicky pun mengeluarkan penisnya lewat resleting celananya sambil dia kocok2 sendiri penisnya
mama ternyata menikmati rabaanya, dia sendiri udah tak tahan lagi.. diapun lekas melepaskan celananya
lalu bertanya kepada mama
“ tan… aku boleh masuk?” mama masih diam
lalu penisnya dia gesek2kan ke puting susunya sambil bertanya lagi…..
mama membuka matanya lalu memandangnya sebentar kemudian menganggukan kepalaanya menandakan setuju
denagn tak sabar langsung naik ke atas ranjang… tanpa dia suruh mama mbuka pahanya lebar sehingga dia bisa merapatkan tubuhnya
“akhhh” suara mama keras ketika penisnya kutusuk pertama kali ke vaginanya
oh gilaaaa, apakah ini yang dinamakan bersetubuh itu…. sangattt nikmat dia rasakan
penisnya terasa hangat dan seperti tersedot kedalam vagina mama. Pokoknya berbeda sekali rasanya dengan onani
Dicky terus menerus menekan dan menarik dengan cepat pantatnya ini menimbulkan perasaan nikmat tiada tara. semakin dia tusuk semakin keras penisnya dan semakin enak kurasa
“emhhhh…. ahhhhh… ahhhh…. ahhh” mama medesah sesekali sambil menutup rapat kedua matanya seakan menikmati tiap detik ketika penisnya keluar masuk
baru 5 menit tiba2 saja tubuhnya tegang sekali dan…. spermanya pun lepas masuk dengan sangat deras kedalam vagina mama, oh nikmatnya..
Dicky biarkan penisnya didalam sejenak, dia lemas, kdua lututnya teras ngilu sekali.. inilah pertama kalinya dia merasakan sensasi senikmat itu yang mungkin takan pernah dia lupakan….
baru semenenit didalam penisnya mulai membesar lagi, langsuang saja dia pun menggerakan pantatnya maju dan mundur meskipun tak sekencang saat yang pertama tapi rasa nikmat yang datang tak kalah hebat dengan yang tadi….
Dicky gerakan perlahan-lahan sambil kedua tangannya mengelus paha mama dan dia nikmati setiap detik dengan memejamkan matanya
“ahhh ahhh ahhh”tak kuasa dia bendung suaranya
penisnya menegang keras lagi..
“emhh… emhhh” suara mama seolah tak mau kalah dengan suaranya
30 menit berlalu dicky udah keluar didalm sebanyak 3 kali lalu diacabut penisnya..dengan sedikit tenaga yang tersisa dicky meninggalkan mama telanjang bugil dikamarnya sedang dia menuju ruang makan.. rasa cape, lapar membuatnya tak berdaya.. sehabis makan dicky pun kekamarku, aku pulang dan sempat lewat kamar mama dan kulihat dari luar mama sedang tidur dengan selimut yang menutupi bagian bawahnya sedangkan bagian dadanya dibiarkan terbuka wajahnya masih manis dan tetap terlihat anggun meskipun sehabis begituan…. saat melihat wajah mama aku merasa bersalah dengan apa yang baru kulakukan, ini adalah dosa terberat yang aku lakukan terhadap keluargaku sendiri
rasa kenyang dan cape membuat Dicky tidur terlelap hingga dia bangun pada sore harinya
entah mengpa aku dan mama tak saling bicara hari itu mungkin karena rasa bersalah yang sama2 kami berdua rasakan…
sehabis makan malam akupun langsung menuju kamar.. dikamar aku masih saja teringat akan kejadian siang tadi..
aku merasa sedih dan bersalah hingga tanpa kusadari air mataku menetes
wajah yang kuingat saat itu adalah wajah papa…
apa yang akan papa lakukan jika dia tau aku bukannya menjaga mama tetapi malah mengizinkan dicky menjadi suami kedua mama, wanita yang mengandung aku selama 9bulan dan melahirkan aku dengan susah payah
ketika papa membanting tulang dan mencari nafkah agar aku bisa sekolah yang tinggi untuk menggapai masa depanku…….. kalau papa tau mungkin dia akan membunuhku saat itu juga….
“ah.. siallll kenapa aku jadi begini”

keesokan harinya aku berangkat lebih awal kesekolah dengan bus, di sekolah aku bertemu dengan Dicky
“sob, gimana mamamu kemaren?” kata dia mengagetkan aku yang sedang melamun di kelas
aku tak menjawab apa2 hanya ekspresi malu dan kaget yang terlihat dari wajahku
“kok lemas gitu? wah abis kerja keras seharian ya?” katanya lagi
“mamaku puas kok”kataku dengan malu
“oh ya? masa? wah seru tuh…. Mamamu mau lagi gak? klo mau, ntar aku yang rayu lagi, kami yang gituan lagi seperti kemaren?” katanya dengan berbisik sambil tersenyum penuh maksud

aku merasa aneh kala itu. meskipun kutolak tapi Dicky tetap aja mengiming-imingi aku dengan kata2 yang menarik, lama kelamaan aku pun mulai tergoda lagi demi kebahagiaan dan akhirnya akupun menyerah dengan nafsu mudanya….
saat jam pelajaran pun Dicky pindah ke mejaku dan kami bercerita tentang mama.. meskipun saat kutanyai dia ngotot tak mengaku bahwa pernah meniduri mama sebelumnya.. sampai aku menyerah senidi.
Tak apala, mungkin dia malu atau takut jika aku marah
akhirnya setelah berembug lama kami pun memutuskan membolos saat instirahat dan langsung menuju rumahku
sesampai dirumah aku kamipun langsung menuju ruang tamu.. mama sedang ditoko..
Dicky langsung menuju toko dan langsung menggandeng mama keruang tamu saat itu….. mama hanya nurut sesekali ketika dibawa keruang tamu

sesampainya diruang tamu Dicky langsung memeluk mama dan mencium bibirnya seskali tangannya meraba selangkangan mama…. Wajah mama memerah apalagi ketika mengtahui aku yang duduk sedang menyaksikan mama dicium mesra.. dan terlihat mama sangat gugup saat itu
“sob, tokonya ditutup aja biar kalian bebas ngapa2in” kataku sambil memberi kode kepada dicky . dengan langkah yang agak terseret2 aku bergegas menuju toko dan menutup pintu toko, ketika aku kembali ke ruang tamu kulihat mereka berdua sudah duduk di sofa panjang sambli berciuman dan tangam milik Dicky udah masuk kedalam kaos milik mama dan meremas2 payudaranya….. penisku langsung tegang saat melihat mama diraba2 oleh Dicky… aku begitu tegang melihat mereka jadi aku berinisiatif menuju kamar dan mengganti pakaianku agar aku bisa lebih tenang…. setelah mengganti pakaianku aku langsung menuju ke ruang tamu..
saat itu mama udah tak mengenakan kaos sehingga payudaranya terlihat jelas begitu indah, paduan kedua puting coklatnya seolah membuat payudara mama terlihat begitu sexy….
ketika menyadari aku yang sudah ada di depan mereka Dicky menghentikan cumbuan terhadap mama, mama sendiri Cuma diam sesekali menunduk sambil membenahi ujung rambutnya yang basah oleh keringat…
“sob, aku mau keluar bentar nih, kmu aja ya yang lanjutin” katanku
“kenapa buru2? lanjut lihat aja.. aku gak terganggu kok, suer!!!!!” katanya sedikit heran dengan tingkahku
“aku agak kecapeaan hari ini, pengen cari udara dikit aja” kataku lagi sambil mengambil tas lalu mengambil helm dan kunci motor diatas meja…
Dicky agak heran dengan tingkahku hari ini, mama pun sama terlihat dari ekspresi wajahnya yang mulai bingung..
Dickypun langsung mengantarku kedepan rumah, dia tawari aku sekali lagi untuk masuk kedalam, tapi aku menolak.. heran juaga dia dengan tingkahnku.. tapi tak apa, mungkin ini juga bagus untuku, agar mereka bebas seperti kemarin…hahaha
Setelah aku pergi dicky pun masuk kembali kerumah, dia duduk disamping mama yang masih telanjang dada saat itu dan mulai saat itu dicky juga memanggil mamaku untuk sebutan sebagai istrinya….
“mah, pintu belakang udah dikunci?” tanyanya
“oh iya…!!! tunggu bentar, biar mama cek dulu”katanya sambil berjalan cepat menuju kebelakang….
setelah kembali dari belakang
“mah sini, duduk dipangkuanku” kata dicky dengan sedikit menarik tangannya, mama sedikit senyum lalu segera duduk menghadap dia dipangkuannya…. segera tangan kirinya menarik pinggangnya sehingga membuat tubuh mama lengket dengan tubuhnya..
langsung segera dicky cium leher mama dan tangan kanannya meremas2 bokong mama yang masih tertutup celana kolor ketat berwarna merah itu…
“emmhhh” katanya begitu dicky cupang lehernya lalu berlanjut menciumi ketiaknya yang berbulu tipis lalu naik ke pipi
sampai akhirnya bibir mereka bertemu…. lidah dicky langsung disedot oleh mama dengan rakus..
kdua tangan mama memeluk kepalanya dan mengelus rambutnya selagi bibir mereka saling sedot menyedot
“clkkk clkkk’ suara lidah bercampur air liur ketika mereka bercumbu
“mah lepasin celanya, aku pengen liat ituhnya” kata dicky, dengan tersenyum manja mama berdiri dan langsung melorotkan celana kolor beseral celana dalam turun dan lepas dari kakinya….
wowww… pemandangan indah dan harum semerbak langsung tercium dari hidungnya… tanpa menunggu lama mama pun langsung dia dorong kesofa dengan posisi terlentang, dia hujani wajahnya dengan ciuman tanpa henti mama hanya memeluk dicky sambil bibirnya ikut mencari2 dimana bibirnya meskipun akhirnya bertemu….
tangan kiri dicky meremas kedua susunya dari kiri kekanan bergantian terus menerus hingga nafas mama mulai tak beraturan..
tangan kanannya turun kebawah pusarnya dan mencari cari dimana vagina mama, setelah dapat langsung lah dia raba dan dia elus, sesekali dia tarik bulunya, ini membuat mama menjadi kesetanan dan semakin memeluknya dengan erat
mama saat itu sungguh berbeda dengan yang kemarin yang hanya diam saat dicky raba – raba…. setelah kurang lebih sepuluh menit mereka bercumbu dickykeluarkan penisnya lewat lubang resleting dan segera dia tempelkan penisnya yang sudah tegang ke vagina mama sambil dia gesek2kan ke klitorisnya…. ketika dicky mau masuk tiba2 mama memeluknya.. ini membuat penisnya meleset dan gak jadi masuk…
mama memeluknya sambil menciumi pipinya dia bilang
“sayang, maennya dikamar aja yuk, seperti kemaren… lebih enak”
segera mereka berdiri, dan sambil bergandengan mereka menuju kamar mama…..
setelah sampai dicky langsung menutup pintu kamar dan menguncinya sedang mama hanya duduk di tepi ranjang sambil menunggunya
“sayang lepas aja seragamnya, biar nanti gak kotor” kata mama
dengan cepat dicky melepas semua pakaian yang dia kenakan sampai kaos dalam pun hingga dia telanjang bulat.
mama hanya tersenyum nakal melihat penisnya yang tegang itu bergerak naik turun sendiri…..
mama langsung tiduran terlentang diatas ranjang, segeralah langsung dicky naiki tubuhnya lalu dia ciumi bibirnya, sedangkan penisnya kutekan2 kearah selangkangannya mencari lubang vaginanya … tapi karena Cuma bergesek2an dan tak masuk2 juga tubuh mama bergerak gerak sendiri seolah olah mencari juga dimana letak penisnya, sampai karena putus asa tangan mama menangkap penisnya lallu menekan kearah vaginanya… pelan pelan dan lalu…. sleebb…. penisnya pun tertancap diatekan sampai pangkal pahanya menempel dengan milik mama lalu dickybiarkan penisnya didalam sebentar..
ini membuat mama menjadi tambah liar, pantatnya bergerak2 sendiri dan vaginanya seperti menyedot dan menjepit keras penisnya
“sayangghh… cepet gerakkinn…. ahhhh… mama gak tahannn…kamu jahattt!!!” sambil menarik2 pantatnya
tak tega melihat mama yang tersiksa dicky pun langsung menekan naik turun
“ohh.. gitu sayangghhh… enakkk..” katanya sambil memejamkan matanya…
oh begitu nikmat saat itu ditambah lagi melihat ekspresi wajah manis mama yang sedang nafsu ingin disemprot rahimnya membuat dicky semakin tak tahan ingin keluar
20 menit kemudian
“mahh… aku keluarrr”katanya sambil menekan dalam2 penisnya
“AKHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!” mama menjerit keras dan kurasa vaginanya berkontraksi dan menjepit penisnya dengan keras
“akhhh —akhhh—- ahhh!!!!” suaranya seolah tak mau berhenti… sepertinya dia juga abis orgasm sesaat setelah dicky keluarkan maninya didalam… penisnya dia tarik keluar dan dia lihat vagina mama membuka dan menutup sendiri sepereti sedang bernafas dan pinggulnya masih bergerak gerak kaku meski penisnya udah keluar, wow sungguh pemandangan yang indah tapi aneh…..

Lalu dia rebahkan tubuhnya disamping mama yang sedang lemas sambil mengambil nafas sejenak dan memandangi wajah mama yang penuh dengan bintik2 keringat….
Saat udah tenang mama memiringkan badan kearahnya, mereka berpandangan lama saat itu sebelum khirnya mama mencium kening dicky
“mama gak nyangka bisa tidur dengan kamu 2 kali”katanya dengan wajah masih lemas
“tapi mama bahagia sekarang” sambungnya
“suamimu gimana,mah?”kata Dicky… wajahnya agak sedi ketika dia tanyakan itu
“maaf mah”
“tak apa, kita jalani dulu aja…. jangan bialang suamiku, nanti dia marah”
“iya mah, aku janji jaga rahasia” katanya sambil tertunduk dan merasa seperti bersalah saat itu, mama yang melihatnya agak bersedih langsung merapatkan tubuhnya dan mengelus rambutnya
“mau mama isepin itunya ga?”katanya dengan tersenyum nakal.. Dicky pun langsung semangat lagi saat itu…….
Setelah melakukan 3 kali siang itu dicky dan mama tertidur pulas hingga sore hari.. Setelah bangun Dicky langsung menuju ruang makan dan ternyata mama masak banyak hari itu ada ikan,ayam, dan sayurannya banyak beraneka ragam jenis.. sepertinya dia sanngat senang hari itu……
malam itu dicky pun tidur di kamar mama, tapi mereka tidak “gituan” malam itu………
Akupun pulang menjelang malam setelah seharian mutar-mutar kota membiarkan mereka menikmati waktu mereka. Bangun pagi dicky merasa segar dan senang, setelah sarapan dicky langsung berangkat sekolah bersamaku.
tapi waktu istirahat siang aku tak bertemu Dicky disekolah, aku pikir dia kerumahku.. Tapi setelah pulang sekolah aku menemui dia dirumah.
Keesokan harinya pun begitu, Dicky menjeput aku tapi dia tak ke sekolahpun. aku mulai bingung saat itu
“apa dia sakit?” tanyaku pada mama setelah aku baru saja sampai kerumah dari sekolah
mama juga saat itu sambil duduk merapat ketubuhku
“mungkin dia tak bosan bosen sama ini” katamama sambil meraba payudara mama
“sayang, bosen ga sama mama”
“Ga akan bosen mah, walaupun tiap hari” kata dicky sambil mencium bibir mama
Akhirnya siang itu dicky memulai perkompian dengan mama…. Mereka melakukannya seharian penuh dikamar dan si ruang tamu
Keesokannya pun begitu, bahkan aku sudah gak tidur dikamarku tiap malam melainkan tidur di kamar mama karna kamarku sudah dianggap kamar pengantin mereka…
Seminggu kemudian…….
“sayang mama pengen ngomong” kata mama saat dicky mau mnidurinya malam itu
“ngomong apa mah?
“tapi jangan marah ya, sebenarnya………..emmmm mama udah hamil 3 minggu”
“HAH? kok bisa? mama kok gak bilang dari kemaren2 sih!!! Mama kok gitu, ini kan permasalahan genting” kataku dengan nada keras
“Sebenarnya yang nyuruh Dicky, dan anak ini sebenarnya anaknya Dicky dan mama gak bisa bilang kemaren2 karena mama takut kamu kasih tau papa”
SIALL SIALL oh sialnya aku, ternyata mama seserius ini sampai menerima benihnya dicky. Sekarang kami sudah kuliah dan mama sudah melahirkan 2 anaknya dicky dan masih ada yang dalam kandungan tanpa papa tau karna bila papa mau pulang di akhir pekan mama rutin tes kehamilan dan bila positif akan main dengan papa untuk tutupi perbuatan Dicky.

Kamis, 14 Juli 2022

Vagina Rapet Tetanggaku


Sudah bertahun-tahun kegiatan ronda malam di lingkungan tempat tinggalku berjalan dengan baik. Setiap malam ada satu grup terdiri dari tiga orang. Sebagai anak muda yang sudah bekerja aku dapat giliran ronda pada malam minggu.

Pada suatu malam minggu aku giliran ronda. Tetapi sampai pukul 23.00 dua orang temanku tidak muncul di pos perondaan. Aku tidak peduli mau datang apa tidak, karena aku maklum tugas ronda adalah sukarela, sehingga tidak baik untuk dipaksa-paksa. Biarlah aku ronda sendiri tidak ada masalah.

Karena memang belum mengantuk, aku jalan-jalan mengontrol kampung. Biasanya kami mengelilingi rumah-rumah penduduk. Pada waktu sampai di samping rumah Pak Tadi, aku melihat kaca nako yang belum tertutup. Aku mendekati untuk melihat apakah kaca nako itu kelupaan ditutup atau ada orang jahat yang membukanya. Dengan hati-hati kudekati, tetapi ternyata kain korden tertutup rapi. Kupikir kemarin sore pasti lupa menutup kaca nako, tetapi langsung menutup kain kordennya saja. Mendadak aku mendengar suara aneh, seperti desahan seseorang. Kupasang telinga baik-baik, ternyata suara itu datang dari dalam kamar. Kudekati pelan-pelan, dan darahku berdesir, ketika ternyata itu suara orang bersetubuh. Nampaknya ini kamar tidur Pak Tadi dan istrinya. Aku lebih mendekat lagi, suaranya dengusan nafas yang memburu dan gemerisik dan goyangan tempat tidur lebih jelas terdengar. “Ssshh… hhemm… uughh… ugghh, terdengar suara dengusan dan suara orang seperti menahan sesuatu. Jelas itu suara Bu Tadi yang ditindih suaminya. Terdengar pula bunyi kecepak-kecepok, nampaknya penis Pak Tadi sedang mengocok liang vagina Bu Tadi. Aduuh, darahku naik ke kepala, penisku sudah berdiri keras seperti kayu. Aku betul-betul iri membayangkan Pak Tadi menggumuli istrinya. Alangkah nikmatnya menyetubuhi Bu Tadi yang cantik dan bahenol itu.

“Oohh, sshh buuu, aku mau keluar, sshh… ssshh..” terdengar suara Pak Tadi tersengal-sengal. Suara kecepak-kecepok makin cepat, dan kemudian berhenti. Nampaknya Pak Tadi sudah ejakulasi dan pasti penisnya dibenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu Tadi. Selesailah sudah persetubuhan itu, aku pelan-pelan meninggalkan tempat itu dengan kepala berdenyut-denyut dan penis yang kemeng karena tegang dari tadi.

Sejak malam itu, aku jadi sering mengendap-endap mengintip kegiatan suami-istri itu di tempat tidurnya. Walaupun nako tidak terbuka lagi, namun suaranya masih jelas terdengar dari sela-sela kaca nako yang tidak rapat benar. Aku jadi seperti detektip partikelir yang mengamati kegiatan mereka di sore hari. Biasanya pukul 21.00 mereka masih melihat siaran TV, dan sesudah itu mereka mematikan lampu dan masuk ke kamar tidurnya. Aku mulai melihat situasi apakah aman untuk mengintip mereka. Apabila aman, aku akan mendekati kamar mereka. Kadang-kadang mereka hanya bercakap-cakap sebentar, terdengar bunyi gemerisik (barangkali memasang selimut), lalu sepi. Pasti mereka terus tidur. Tetapi apabila mereka masuk kamar, bercakap-cakap, terdengar ketawa-ketawa kecil mereka, jeritan lirih Bu Tadi yang kegelian (barangkali dia digelitik, dicubit atau diremas buah dadanya oleh Pak Tadi), dapat dipastikan akan diteruskan dengan persetubuhan. Dan aku pasti mendengarkan sampai selesai. Rasanya seperti kecanduan dengan suara-suara Pak Tadi dan khususnya suara Bu Tadi yang keenakan disetubuhi suaminya.

Hari-hari selanjutnya berjalan seperti biasa. Apabila aku bertemu Bu Tadi juga biasa-biasa saja, namun tidak dapat dipungkiri, aku jadi jatuh cinta sama istri Pak Tadi itu. Orangnya memang cantik, dan badannya padat berisi sesuai dengan seleraku. Khususnya pantat dan buah dadanya yang besar dan bagus. Aku menyadari bahwa hal itu tidak akan mungkin, karena Bu tadi istri orang. Kalau aku berani menggoda Bu Tadi pasti jadi masalah besar di kampungku. Bisa-bisa aku dipukuli atau diusir dari kampungku. Tetapi nasib orang tidak ada yang tahu. Ternyata aku akhirnya dapat menikmati keindahan tubuh Bu Tadi.

Pada suatu hari aku mendengar Pak Tadi opname di rumah sakit, katanya operasi usus buntu. Sebagai tetangga dan masih bujangan aku banyak waktu untuk menengoknya di rumah sakit. Dan yang penting aku mencoba membangun hubungan yang lebih akrab dengan Bu Tadi. Pada suatu sore, aku menengok di rumah sakit bersamaan dengan adiknya Pak Tadi. Sore itu, mereka sepakat Bu Tadi akan digantikan adiknya menunggu di rumah sakit, karena Bu Tadi sudah beberapa hari tidak pulang. Aku menawarkan diri untuk pulang bersamaku. Mereka setuju saja dan malah berterima kasih. Terus terang kami sudah menjalin hubungan lebih akrab dengan keluarga itu.

Sehabis mahgrib aku bersama Bu Tadi pulang. Dalam mobilku kami mulai mengobrol, mengenai sakitnya Pak Tadi. Katanya seminggu lagi sudah boleh pulang. Aku mulai mencoba untuk berbicara lebih dekat lagi, atau katakanlah lebih kurang ajar. Inikan kesempatan bagus sekali untuk mendekatai Bu Tadi.

“Bu, maaf yaa. ngomong-ngomong Bu Tadi sudah berkeluarga sekitar 3 tahun kok belum diberi momongan yaa”, kataku hati-hati.

“Ya, itulah Dik Budi. Kami kan hanya lakoni. Barangkali Tuhan belum mengizinkan”, jawab Bu Tadi.

“Tapi anu tho bu… anuu.. bikinnya khan jalan terus.” godaku.

“Ooh apa, ooh. kalau itu sih iiiya Dik Budi” jawab Bu Tadi agak kikuk. Sebenarnya kan aku tahu, mereka setiap minggunya minmal 2 kali bersetubuh dan terbayang kembali desahan Bu Tadi yang keenakan. Darahku semakin berdesir-desir. Aku semakin nekad saja.

“Tapi, kok belum berhasil juga yaa bu?” lanjutku.

“Ya, itulah, kami berusaha terus. Tapi ngomong-ngomong kapan Dik Budi kimpoi. Sudah kerja, sudah punya mobil, cakep lagi. Cepetan dong. Nanti keburu tua lhoo”, kata Bu Tadi.

“Eeh, benar nih Bu Tadi. Aku cakep niih. Ah kebetulan, tolong carikan aku Bu. Tolong carikan yang kayak Ibu Tadi ini lhoo”, kataku menggodanya.

“Lho, kok hanya kayak saya. Yang lain yang lebih cakep kan banyak. Saya khan sudah tua, jelek lagi”, katanya sambil ketawa.

Aku harus dapat memanfaatkan situasi. Harus, Bu tadi harus aku dapatkan.

“Eeh, Bu Tadi. Kita kan nggak usah buru-buru nih. Di rumah Bu Tadi juga kosong. Kita cari makan dulu yaa. Mauu yaa bu, mau yaa”, ajakku dengan penuh kekhawatiran jangan-jangan dia menolak.

“Tapi nanti kemaleman lo Dik”, jawabnya.

“Aah, baru jam tujuh. Mau ya Buu”, aku sedikit memaksa.

“Yaa gimana yaa… ya deh terserah Dik Budi. Tapi nggak malam-malam lho.” Bu Tadi setuju. Batinku bersorak.

Kami berehenti di warung bakmi yang terkenal. Sambil makan kami terus mengobrol. Jeratku semakin aku persempit.

“Eeh, aku benar-benar tolong dicarikan istri yang kayak Bu Tadi dong Bu. benar nih. Soalnya begini bu, tapii eeh nanti Bu Tadi marah sama saya. Nggak usaah aku katakan saja deh”, kubuat Bu Tadi penasaran.

“Emangnya kenapa siih.” Bu tadi memandangku penuh tanda tanya.

“Tapi janji nggak marah lho.” kataku memancing. Dia mengangguk kecil.

“Anu bu… tapi janji tidak marah lho yaa.”

“Bu Tadi terus terang aku terobsesi punya istri seperti Bu tadi. Aku benar-benar bingung dan seperti orang gila kalau memikirkan Bu Tadi. Aku menyadari ini nggak betul. Bu Tadi kan istri tetanggaku yang harus aku hormati. Aduuh, maaf, maaf sekali bu. aku sudah kurang ajar sekali”, kataku menghiba. Bu Tadi melongo, memandangiku. sendoknya tidak terasa jatuh di piring. Bunyinya mengagetkan dia, dia tersipu-sipu, tidak berani memandangiku lagi.

Sampai selesai kami jadi berdiam-diaman. Kami berangkat pulang. Dalam mobil aku berpikir, ini sudah telanjur basah. Katanya laki-laki harus nekad untuk menaklukkan wanita. Nekad kupegang tangannya dengan tangan kiriku, sementara tangan kananku memegang setir. Di luar dugaanku, Bu Tadi balas meremas tanganku. Batinku bersorak. Aku tersenyum penuh kemenangan. Tidak ada kata-kata, batin kami, perasaan kami telah bertaut. Pikiranku melambung, melayang-layang. Mendadak ada sepeda motor menyalib mobilku. Aku kaget.

“Awaas! hati-hati!” Bu Tadi menjerit kaget.

“Aduh nyalib kok nekad amat siih”, gerutuku.

“Makanya kalau nyetir jangan macam-macam”, kata Bu tadi. Kami tertawa. Kami tidak membisu lagi, kami ngomong, ngomong apa saja. Kebekuan cair sudah. Sampai di rumah aku hanya sampai pintu masuk, aku lalu pamit pulang.

Di rumah aku mencoba untuk tidur. Tidak bisa. Nonton siaran TV, tidak nyaman juga. Aku terus membayangkan Bu Tadi yang sekarang sendirian, hanya ditemani pembantunya yang tua di kamar belakang. Ada dorongan sangat kuat untuk mendatangi rumah Bu Tadi. Berani nggaak, berani nggak. Mengapa nggak berani. Entah setan mana yang mendorongku, tahu-tahu aku sudah keluar rumah. Aku mendatangi kamar Bu Tadi. Dengan berdebar-debar, aku ketok pelan-pelan kaca nakonya, “Buu Tadi, aku Budi,” kataku lirih. Terdengar gemerisik tempat tidur, lalu sepi. Mungkin Bu Tadi bangun dan takut. Bisa juga mengira aku maling. “Aku Budi,” kataku lirih. Terdengar gemerisik. Kain korden terbuka sedikit. Nako terbuka sedikit. “Lewat belakang!” kata Bu Tadi. Aku menuju ke belakang ke pintu dapur. Pintu terbuka, aku masuk, pintu tertutup kembali. Aku nggak tahan lagi, Bu Tadi aku peluk erat-erat, kuciumi pipinya, hidungnya, bibirnya dengan lembut dan mesra, penuh kerinduan. Bu Tadi membalas memelukku, wajahnya disusupkan ke dadaku.

“Aku nggak bisa tidur”, bisikku.

“Aku juga”, katanya sambil memelukku erat-erat.

Dia melepaskan pelukannya. Aku dibimbingnya masuk ke kamar tidurnya. Kami berpelukan lagi, berciuman lagi dengan lebih bernafsu. “Buu, aku kangen bangeeet. Aku kangen,” bisikku sambil terus menciumi dan membelai punggungnya. Nafsu kami semakin menggelora. Aku ditariknya ke tempat tidur. Bu Tadi membaringkan dirinya. Tanganku menyusup ke buah dadanya yang besar dan empuk, aduuh nikmat sekali, kuelus buah dadanya dengan lembut, kuremas pelan-pelan. Bu Tadi menyingkapkan dasternya ke atas, dia tidak memakai BH. Aduh buah dadanya kelihatan putih dan menggung. Aku nggak tahan lagi, kuciumi, kukulum pentilnya, kubenamkan wajahku di kedua buah dadanya, sampai aku nggak bisa bernapas. Sementara tanganku merogoh kemaluannya yang berbulu tebal. Celana dalamnya kupelorotkan, dan Bu Tadi meneruskan ke bawah sampai terlepas dari kakinya. Dengan sigap aku melepaskan sarung dan celana dalamku. Penisku langsung tegang tegak menantang. Bu Tadi segera menggenggamnya dan dikocok-kocok pelan dari ujung penisku ke pangkal pahaku. Aduuh, rasanya geli dan nikmat sekali. Aku sudah nggak sabar lagi. Aku naiki tubuh Bu Tadi, bertelekan pada sikut dan dengkulku.

Kaki Bu Tadi dikangkangkannya lebar-lebar, penisku dibimbingnya masuk ke liang vaginanya yang sudah basah. Digesek-gesekannya di bibir kemaluannya, makin lama semakin basah, kepala penisku masuk, semakin dalam, semakin… dan akhirnya blees, masuk semuanya ke dalam kemaluan Bu Tadi. Aku turun-naik pelan-pelan dengan teratur. Aduuh, nikmat sekali. Penisku dijepit kemaluan Bu Tadi yang sempit dan licin. Makin cepat kucoblos, keluar-masuk, turun-naik dengan penuh nafsu. “Aduuh, Dik Budi, Dik Budii… enaak sekali, yang cepaat.. teruus,” bisik Bu Tadi sambil mendesis-desis. Kupercepat lagi. Suaranya vagina Bu Tadi kecepak-kecepok, menambah semangatku. “Dik Budiii aku mau muncaak… muncaak, teruus… teruus,” Aku juga sudah mau keluar. Aku percepat, dan penisku merasa akan keluar. Kubenamkan dalam-dalam ke dalam vagina Bu Tadi sampai amblaas. Pangkal penisku berdenyut-denyut, spermaku muncrat-muncrat di dalam vagina Bu Tadi. Kami berangkulan kuat-kuat, napas kami berhenti. Saking nikmatnya dalam beberapa detik nyawaku melayang entah kemana. Selesailah sudah. Kerinduanku tercurah sudah, aku merasa lemas sekali tetapi puas sekali.

Kucabut penisku, dan berbaring di sisinya. Kami berpelukan, mengatur napas kami. Tiada kata-kata yang terucapkan, ciuman dan belaian kami yang berbicara.

“Dik Budi, aku curiga, salah satu dari kami mandul. Kalau aku subur, aku harap aku bisa hamil dari spermamu. Nanti kalau jadi aku kasih tahu. Yang tahu bapaknya anakku kan hanya aku sendiri kan. Dengan siapa aku membuat anak”, katanya sambil mencubitku. Malam itu pertama kali aku menyetubuhi Bu Tadi tetanggaku. Beberapa kali kami berhubungan sampai aku kimpoi dengan wanita lain. Bu Tadi walaupun cemburu tapi dapat memakluminya.

Keluarga Pak tadi sampai saat ini hanya mempunyai satu anak perempuan yang cantik. Apabila di kedepankan, Bu Tadi sering menciumi anak itu, sementara matanya melirikku dan tersenyum-senyum manis. Tetanggaku pada meledek Bu Tadi, mungkin waktu hamil Bu Tadi benci sekali sama aku. Karena anaknya yang cantik itu mempunyai mata, pipi, hidung, dan bibir yang persis seperti mata, pipi, hidung, dan bibirku.

Seperti telah anda ketahui hubunganku dengan Bu Tadi istri tetanggaku yang cantik itu tetap berlanjut sampai kini, walaupun aku telah berumah tangga. Namun dalam perkimpoianku yang sudah berjalan dua tahun lebih, kami belum dikaruniai anak. Istriku tidak hamil-hamil juga walaupun penisku kutojoskan ke vagina istriku siang malam dengan penuh semangat. Kebetulan istriku juga mempunyai nafsu seks yang besar. Baru disentuh saja nafsunya sudah naik. Biasanya dia lalu melorotkan celana dalamnya, menyingkap pakaian serta mengangkangkan pahanya agar vaginanya yang tebal bulunya itu segera digarap. Di mana saja, di kursi tamu, di dapur, di kamar mandi, apalagi di tempat tidur, kalau sudah nafsu, ya aku masukkan saja penisku ke vaginanya. Istriku juga dengan penuh gairah menerima coblosanku. Aku sendiri terus terang setiap saat melihat istriku selalu nafsu saja deh. Memang istriku benar-benar membuat hidupku penuh semangat dan gairah.

Tetapi karena istriku tidak hamil-hamil juga aku jadi agak kawatir. Kalau mandul, jelas aku tidak. Karena sudah terbukti Bu Tadi hamil, dan anakku yang cantik itu sekarang menjadi anak kesayangan keluarga Pak Tadi. Apakah istriku yang mandul? Kalau melihat fisik serta haidnya yang teratur, aku yakin istriku subur juga. Apakah aku kena hukuman karena aku selingkuh dengan Bu Tadi? aah, mosok. Nggak mungkin itu. Apakah karena dosa? Waah, mestinya ya memang dosa besar. Tapi karena menyetubuhi Bu Tadi itu enak dan nikmat, apalagi dia juga senang, maka hubungan gelap itu perlu diteruskan, dipelihara, dan dilestarikan.

Untuk mengatur perselingkuhanku dengan Bu Tadi, kami sepakat dengan membuat kode khusus yang hanya diketahui kami berdua. Apabila Pak Tadi tidak ada di rumah dan benar-benar aman, Bu Tadi memadamkan lampu di sumur belakang rumahnya. Biasanya lampu 5 watt itu menyala sepanjang malam, namun kalau pada pukul 20.00 lampu itu padam, berarti keadaan aman dan aku dapat mengunjungi Bu Tadi. (Anda dapat meniru caraku yang sederhana ini. Gratis tanpa bayar pulsa telepon yang makin mahal). Karena dari samping rumahku dapat terlihat belakang rumah Bu Tadi, dengan mudah aku dapat menangkap tanda tersebut. Tetapi pernah tanda itu tidak ada sampai 1 atau 2 bulan, bahkan 3 bulan. Aku kadang-kadang jadi agak jengkel dan frustasi (karena kangen) dan aku mengira juga Bu Tadi sudah bosan denganku. Tetapi ternyata memang kesempatan itu benar-benar tidak ada, sehingga tidak aman untuk bertemu.

Pada suatu hari aku berpapasan dengan Bu Tadi di jalan dan seperti biasanya kami saling menyapa baik-baik. Sebelum melanjutkan perjalanannya, dia berkata, “Dik Budi, besok malam minggu ada keperluan nggak?”

“Kayaknya sih nggak ada acara kemana-mana. Emangnya ada apa?” jawabku dengan penuh harapan karena sudah hampir satu bulan kami tidak bermesraan.

“Nanti ke rumah yaa!” katanya dengan tersenyum malu-malu.

“Emangnya Pak Tadi nggak ada?” kataku. Dia tidak menjawab, cuma tersenyum manis dan pergi meneruskan perjalanannya. Walaupun sudah biasa, darahku pun berdesir juga membayangkan pertemuanku malam minggu nanti.

Seperti biasa malam minggu adalah giliran ronda malamku. Istriku sudah tahu itu, sehingga tidak menaruh curiga atau bertanya apa-apa kalau pergi keluar malam itu. Aku sudah bersiap untuk menemui Bu Tadi. Aku hanya memakai sarung, (tidak memakai celana dalam) dan kaos lengan panjang biar agak hangat. Dan memang kalau tidur aku tidak pernah pakai celana dalam tetapi hanya memakai sarung saja. Rasanya lebih rileks dan tidak sumpek, serta penisnya biar mendapat udara yang cukup setelah seharian dipepes dalam celana dalam yang ketat.

Waktu menunjukkan pukul 22.00. Lampu belakang rumah Bu Tadi sudah padam dari tadi. Aku berjalan memutar dulu untuk melihat situasi apakah sudah benar-benar sepi dan aman. Setelah yakin aman, aku menuju ke samping rumah Bu Tadi. Aku ketok kaca nako kamarnya. Tanpa menunggu jawaban, aku langsung menuju ke pintu belakang. Tidak berapa lama terdengar kunci dibuka. Pelan pintu terbuka dan aku masuk ke dalam. Pintu ditutup kembali. Aku berjalan beriringan mengikuti Bu Tadi masuk ke kamar tidurnya. Setelah pintu ditutup kembali, kami langsung berpelukan dan berciuman untuk menyalurkan kerinduan kami. Kami sangat menikmati kemesraan itu, karena memang sudah hampir satu bulan kami tidak mempunyai kesempatan untuk melakukannya. Setelah itu, Bu Tadi mendorongku, tangannya di pinggangku, dan tanganku berada di pundaknya. Kami berpandangan mesra, Bu tadi tersenyum manis dan memelukku kembali erat-erat. Kepalanya disandarkan di dadaku.

“Paa, sudah lama kita nggak begini”, katanya lirih. Bu Tadi sekarang kalau sedang bermesraan atau bersetubuh memanggilku Papa. Demikian juga aku selalu membisikkan dan menyebutnya Mama kepadanya. Nampaknya Bu Tadi menghayati betul bahwa Nia, anaknya yang cantik itu bikinan kami berdua.

“Pak Tadi sedang kemana sih maa”, tanyaku.

“Sedang mengikuti piknik karyawan ke Pangandaran. Aku sengaja nggak ikut dan hanya Nia saja yang ikut. Tenang saja, pulangnya baru besok sore”, katanya sambil terus mendekapku.

“Maa, aku mau ngomong nih”, kataku sambil duduk bersanding di tempat tidur. Bu Tadi diam saja dan memandangku penuh tanda tanya.

“Maa, sudah dua tahun lebih aku berumah tangga, tetapi istriku belum hamil-hamil juga. Kamu tahu, mustinya secara fisik, kami tidak ada masalah. Aku jelas bisa bikin anak, buktinya sudah ada kan. Aku nggak tahu kenapa kok belum jadi juga. Padahal bikinnya tidak pernah berhenti, siang malam”, kataku agak melucu. Bu Tadi memandangku.

“Pa, aku harus berbuat apa untuk membantumu. Kalau aku hamil lagi, aku yakin suamiku tidak akan mengijinkan adiknya Nia kamu minta menjadi anak angkatmu. Toh anak kami kan baru dua orang nantinya, dan pasti suamiku akan sayang sekali. Untukku sih memang seharusnya bapaknya sendiri yang mengurusnya. Tidak seperti sekarang, keenakan dia. Cuma bikin doang, giliran sudah jadi bocah orang lain dong yang ngurus”, katanya sambil merenggut manja. Aku tersenyum kecut.

“Jangan-jangan ini hukuman buatku ya maa, Aku dihukum tidak punya anak sendiri. Biar tahu rasa”, kataku.

“Ya sabar dulu deh paa, mungkin belum pas saja. Spermamu belum pas ketemu sama telornya Rina (nama istriku). Siapa tahu bulan depan berhasil”, katanya menghiburku.

“Ya mudah-mudahan. Tolong didoain yaa…”

“Enak saja. Didoain? Mustinya aku kan nggak rela Papa menyetubuhi Rina istrimu itu. Mustinya Papa kan punyaku sendiri, aku monopoli. Nggak boleh punya Papa masuk ke perempuan lain kan. Kok malah minta didoain. Gimana siih”, katanya manja dan sambil memelukku erat-erat. Benar juga, mestinya kami ini jadi suami-istri, dan Nia itu anak kami.

“Maa, kalau kita ngomong-ngomong seperti ini, jadinya nafsunya malah jadi menurun lho. Jangan-jangan nggak jadi main nih”, kataku menggoda.

“Iiih, dasar”, katanya sambil mencubit pahaku kuat-kuat.

“Makanya jangan ngomong saja. Segera saja Mama ini diperlakukan sebagaimana mestinya. Segera digarap doong!” katanya manja.

Kami berpelukan dan berciuman lagi. Tentu saja kami tidak puas hanya berciuman dan berpelukan saja. Kutidurkan dia di tempat tidur, kutelentangkan. Bu Tadi mandah saja. Pasrah saja mau diapain. Dia memakai daster dengan kancing yang berderet dari atas ke bawah. Kubuka kancing dasternya satu per satu mulai dari dada terus ke bawah. Kusibakkan ke kanan dan ke kiri bajunya yang sudah lepas kancingnya itu. Menyembullah buah dadanya yang putih menggunung (dia sudah tidak pakai BH). Celana dalam warna putih yang menutupi vaginanya yang nyempluk itu aku pelorotkan. Aku benar-benar menikmati keindahan tubuh istri gelapku ini. Saat satu kakinya ditekuk untuk melepaskan celana dalamnya, gerakan kakinya yang indah, vaginanya yang agak terbuka, aduh pemandangan itu sungguh indah. Benar-benar membuatku menelan ludah. Wajah yang ayu, buah dada yang putih menggunung, perut yang langsing, vagina yang nyempluk dan agak terbuka, kaki yang indah agak mengangkang, sungguh mempesona. Aku tidak tahan lagi. Aku lempar sarungku dan kaosku entah jatuh dimana. Aku segera naik di atas tubuh Bu Tadi. Kugumuli dia dengan penuh nafsu. Aku tidak peduli Bu Tadi megap-megap keberatan aku tindih sepenuhnya. Habis gemes banget, nafsu banget sih.

“Uugh jangan nekad tho. Berat nih”, keluh Bu Tadi.

Aku bertelekan pada telapak tanganku dan dengkulku. Penisku yang sudah tegang banget aku paskan ke vaginanya. Terampil tangan Bu Tadi memegangnya dan dituntunnya ke lubang vaginanya yang sudah basah. Tidak ada kesulitan lagi, masuklah semuanya ke dalam vaginanya. Dengan penuh semangat kukocok vagina Bu Tadi dengan penisku. Bu Tadi semakin naik, menggeliat dan merangkulku, melenguh dan merintih. Semakin lama semakin cepat, semakin naik, naik, naik ke puncak.

“Teruuus, teruus paa.. sshh… ssh…” bisik Bu Tadi

“Maa, aku juga sudah mau… keluaarr”,

“Yang dalam paa… yang dalamm. Keluarin di dalaam Paa… Paa… Adduuh Paa nikmat banget Paa… ouuch..”, jeritnya lirih yang merangkulku kuat-kuat. Kutekan dalam-dalam penisku ke vaginanyanya. Croot, cruuut, crruut, keluarlah spermaku di dalam rahim istri gelapku ini. Napasku seperti terputus. Kenikmatan luar biasa menjalar kesuluruh tubuhku. Bu Tadi menggigit pundakku. Dia juga sudah mencapai puncak. Beberapa detik dia aku tindih dan dia merangkul kuat-kuat. Akhirnya rangkulannya terlepas. Kuangkat tubuhku. Penisku masih di dalam, aku gerakkan pelan-pelan, aduh geli dan ngilu sekali sampai tulang sumsum. Vaginanya licin sekali penuh spermaku. Kucabut penisku dan aku terguling di samping Bu Tadi. Bu Tadi miring menghadapku dan tangannya diletakkan di atas perutku. Dia berbisik, “Paa, Nia sudah cukup besar untuk punya adik. Mudah-mudahan kali ini langsung jadi ya paa. Aku ingin dia seorang laki-laki. Sebelum Papa tadi mengeluh Rina belum hamil, aku memang sudah berniat untuk membuatkan Nia seorang adik. Sekalian untuk test apakah Papa masih joos apa tidak. Kalau aku hamil lagi berarti Papa masih joosss. Kalau nanti pengin menggendong anak, ya gendong saja Nia sama adiknya yang baru saja dibuat ini.” Dia tersenyum manis. Aku diam saja. menerawang jauh, alangkah nikmatnya bisa menggendong anak-anakku.

Malam itu aku bersetubuh lagi. Sungguh penuh cinta kasih, penuh kemesraan. Kami tuntaskan kerinduan dan cinta kasih kami malam itu. Dan aku menunggu dengan harap-harap cemas, jadikah anakku yang kedua di rahim istri gelapku ini? Salam.

Rumput Tetanga Memang Lebih Hijau


Seperti biasanya aku bangun pagi, namun hari itu aku sama sekali tidak bersemangat untuk bekerja. Pagi itu badanku terasa sangat pegal sekali, maklum saja aku bekerja sebagaikuli angkut dipelabuhan. Jadi aku bebas dan tidak terikat oleh perusahaan karena aku mendapat uang langsung dari orang yg membutuhkan tenagaku untuk mengangkut barang masuk kedalam kapal.

Pagiku itu aku pergi kewarung sebelah untuk membeli mie instant dan telur buat sarapan pagiku. Setelah membeli mie instant dan telur aku langsung pulang kerumah, namun sebelum memasak mie aku masuk kekamar untuk mengecas HP bututku yg kemarin belum sempat aku cas. Setelah kucolok kan pengecas ke HP bututku aku langsung kedapur untuk memasak mie.

Namun sial sekali, ternyata gas elpiji 3 kg ku habis. Mau beli kewarung namun sisa uang didalam dompetku hanya pas buat beli rokok sebungkus.

Waduh sialan, apes bener dah gue.. mana gas abis eh duit tinggal 10 ribu didompet.. Nasib bener dah gumamku dalam hati.

Untung saja aku melihat disamping rumahku ada istri tetanggaku yg sedang memasak, aku nekat minta tumpangan masak mie walau harus menanggung malu. Biasanya juga mereka bila ada perlu mereka pun sering meminta pertolonganku, dan mereka juga maklum dengan kehidupanku yg sebatang kara yg pekerjaannya tidak tetap yg tinggal disebuah pondok beratap daun.

Sudah genap 15 tahun aku ditinggal keluargaku, namun aku hanya bisa tetap tabah menjalani kehidupanku yg miskin, sedikit demi sedikit aku meraih penghasilan agar kehidupanku terus berjalan.

Tin, aku boleh gak numpang masak mie? Soalnya gas elpiji ku habis, mau beli lagi gak punya uang kataku kepada istri tetanggaku yg bernama Titin yg baru saja menikah dan belum genap setahun usia pernikahan mereka. Dan belum punya anak.

Ya boleh dong bang, tapi tunggu aku selesai ya, dikit lagi. Soalnya suami saya udah nunggu didalem mau berangkat kerja kata Titin

Oke.. kalo udah kasi tau ya, aku mau mandi dulu kataku meninggalkannya an pulang kerumahku.

Aku pun pergi kekamar mandi yg kumuh milikku dan aku langsung mandi didalamnya. Selesai mandi terdengar suara titin yg memanggilku pertanda ia sudah selesai memasak untuk suaminya. Setelah selesai berpakaian aku langsung pergi kedapur tetanggaku yg bersebelahan dengan dapurku.

Udah ya Tin masaknya? kataku

Udah bang, silahkan pake kompornya kata Titin

Tin, suamimu udah berangkat belum? tanyaku

Udah, barusan berangkat tuh bang katanya

Yah, telat aku, soalnya aku ada yg mau di omongkan dengan dia. Mau nanya kedia apa jadi atau gak berangkat kesumatera? kataku sambil memasak mie

Ya jadi tuh bang, tapi katanya aku disuruh jangan ikut. Soalnya kata dia gak lama. Cuma seminggu aja. Abang mau ikut ya? tanya Titin

Belum tau Tin, soalnya aku gak punya uang buat ongkos kataku

Nah, emangnya ada urusan apa sama suami saya? tanya Titin

Gak.. Cuma mau pinjem uang buat pergi kekampung, soalnya ini udah musim buah… aku mau beli buahnya langsung dari pohon terus aku mau jual kesini, ya ambil untung dikit aja lah kataku

Kalo gitu kekampung ku aja, disana juga lagi panen buah. Dikebun ayah Titin lagi panen durian, kalo mau ikut sama Titin aja pulang kekampung. Ntar ongkos jangan dipikirin. Abang gak perlu keluar modal, modal dari Titin dan abang yg tukang jual buahnya. Ntar untungnya kita bagi dua kata Titin

Ntar suami kamu gimana? Udah tau? kataku

Suami Titin ntar dikasi tau. Lagian dia juga suruh nyari orang buat jual buah hasil panen kebun ayah Titin katanya

Ya oke lah kalo gitu, ntar kalo mau pulang kampung kasi tau aja sama abang, mienya udah masak, abang makan dulu ya Tin. Makasih udah mau kasi tumpangan kompornya kataku

Ya udah, Titin juga mau mandi. Ntar Titin kasi tau kalo mau pulang sama abang katanya

Akupun langsung pulang dengan membawa semangkuk mie yg sudah kumasak tadi. Didapur langsung saja aku santap habis Mie ku dan selesai makan aku masuk kekamar dan membereskan kamarku dan menjalar sampai seisi rumah. Hari itu aku habiskan dengan beres-beres rumah, karena sudah lama sekali aku tidak membereskannya.

Beberapa hari kemudian Titin memanggilku…

Bang Jay, kesini bentar katanya dari jauh memanggilku didapur

Ya tunggu bentar kataku langsung menghampirinya

Ya ada apa Tin? kataku setelah sampai padanya

Bang, suami Titin udah kasi izin, kita berangkat setelah suami Titin berangkat katanya

Ya bagus lah, abang udah gak sabar neh, soalnya abang juga lagi perlu uang kataku

Buat apa bang? tanyanya

Ya buat bayar hutang dan keperluan sehari-hari, udah beberapa hari ini abang gak kerja kataku

Kalo gitu pake aja uang Titin dulu, nih ambil katanya sambil memberiku uang seratus ribu rupiah

Makasih Tin, ntar abang pasti ganti kataku

Ya udah bang, yg sabar aja… Oh ya, boleh minta tolong gak? Soalnya suami Titin udah pergi kerja. Titin gak kuat angkut air buat cuci pakaian katanya

Oh itu gampang Tin, mau berapa ember? tanyaku

Ya secukupnya aja lah bang, tuh ada ember, penuhin aja tong yg kosong itu. Titin mau ambil pakaian kotor dulu didalam katanya

Oke.. kataku sambil mengambil dua buah ember dan langsung pergi kesumur

Beberapa menit kemudian, Tong yg kosong itu sudah penuh semua terisi dengan air yg aku ambil disumur. Aku memperhatikan Titin yg sedang asyik menyikat baju, dan yg membuatku tidak mau pergi adalah saat aku melihat Titin yg sedang menyikat baju dengan posisi duduk mengangkang, Titin yg memakai Daster putih tipis yg hanya sebatas paha panjangnya dan sedikit basah dengan air sehingga tampak dimataku Titin tidak memakai BH dan memakai celana dalam putih.

Aku terkesima dengan pemandangan itu, namun Titin tidak menyadari bahwa aku sedang memperhatikannya. Kontan saja penisku berdiri tegak dan terasa sesak sekali di dalam celana jeans ku. Ingin sekali aku mendekap tubuhnya dalam pelukanku namun ia istri orang, aku harus bisa menahan rasa yg bergejolak ini, walau memang sudah lama sekali aku tidak merasakan hangatnya tubuh wanita aku harus bisa menahan nafsuku.

Tin.. abang pulang dulu ya, udah penuh semua kan? kataku

Oh ya bang, makasih banyak ya katanya

Aku pun langsung pulang kerumahku, namun timbul pikiran isengku. Letak posisi duduk Titin berada tepat didepan lubang kecil dirumahku, langsung saja aku menuju kesana dan mengintip Titin yg sedang asyik mencuci pakaian dan tak pernah aku sadari hal ini.

Tampak jelas sekali selangkangannya yg masih tertutup celana dalamnya. Tak lama berselang, aku melihat Titin berdiri dan melepaskan celana dalamnya dan kemudian langsung dicuci nya sambil kembali duduk seperti semula. Aku semakin tidak tahan, akupun melepas celana ku dan ku keluarkan batang penisku yg semakin sesak bila tidak dikeluarkan.

Aaahhh yessss… aaaahhhhh desahku sambil mengocok penisku

Lama sekali aku mengintip Titin yg tidak bergerak dari posisi duduknya, memang cuciannya banyak sekali. Dan tidak terasa aku mencapai klimaks, aku semprotkan spermaku ke dinding sambil mengerang…

OOOhhhhhh yesssss aaaaahhhhhh desahku

Crrooottt… crrroootttt… croooottttt

Kumasukkan lagi penisku kedalam celana dan aku langsung menuju kekamar dan berbaring disana. Aku masih terus mengkhayal kan tubuh Titin, andai saja aku punya kamera barangkali sudah aku abadikan momen tsb. Rasa yg menggebu-gebu itu terus melandaku, seandainya ia sudah janda aku pasti berani mendekatinya.

Bang… Lagi ngapain? Kok itunya dibuka kata Titin yg memergokiku yg sedang berbaring dikamar yg tak kusadari penisku sedang berdiri tegak keluar dari dalam retsleting celanaku

Kontan saja aku dengan cepat berbalik badan untuk membetulkan posisi penisku dan kumasukkan lagi kedalam celanaku.

Astaga… kenapa bisa masuk kataku dalam hati

Bang… tolongin sekali lagi.. bak air kamar mandi Titin kosong, Titin mau mandi gak ada air kata Titin sambil mendekatiku dan duduk dibelakangku dikasur.

Aku membalikkan badanku dan kebetulan pas sekali wajahku menghadap payudara Titin yg tertutup daster. Aku sempat terdiam..

Titin tadi dengar suara abang waktu nyuci, Titin tau abang tadi ngintip Titin, ngaku aja katanya sambil mengusap wajahku

Eeehh… gaakk… kamu kenapa masuk kesini? Yaa.. udah, tungguin diluar abang ambilin airnya

Nanti aja… Titin masih mau disini katanya

Jangan… kamu ntar tetangga yg lain pada tau… kamu cepet keluar kataku

Titin pun beranjak dari ranjangku, namun ia tidak keluar malah ia mengunci pintu kamarku. Ia pun melepaskan dasternya dan terpampanglah semua tubuh Titin yg sudah tidak ada penutup lagi. Kedua payudaranya aku melihat sangat padat sekali dan aku lihat putingnya berwarna cokelat muda. Kemudian ia mendekatiku dan meraih retsleting celanaku dan dibukanya.

Sungguh aku tak berdaya diperlakukan seperti itu, lalu ia berdiri dan membisikkan ketelingaku…

Titin mau bang, bisa kan kasi Titin kehangatan? Udah lama Titin gak disentuh suami Titin katanya

Taa.. ta.. pi.. oohhh yeeaaahhhh desahku saat Titin mengulum penisku

Dengan lembut ia memperlakukan penisku, hingga buah zakarku pun dijilatnya, entah keberuntungan apa yg aku dapatkan hari ini sehingga orang yg baru saja aku khayalkan itu tiba-tiba datang masuk kekamarku..

Tak lama kemudian aku menahan kepalanya memberinya tanda bahwa menyuruhnya berhenti. Aku menarik tubuh Titin dan mendorongnya kekasur sehingga ia menjadi terlentang dikasur. Aku buka kedua kakinya dan pahanya dan langsung saja aku jilat kemaluannya. Kumasukkan jari tengahku kedalam lubang kemaluannya dan aku jilat klitorisnya dengan lidahku.

Aaawww… aaahhh Geeellliiii bang katanya

Lima menit aku memainkan lidahku menjilat kemaluannya, dan cairan nikmat Titin pun meleleh keluar dan langsung saja aku lumat. Aku pun berdiri dan memegang batang penisku dan ku lihat sudah memberikan lampu hijau dengan mengangkangkan kedua kakinya. Pelan tapi pasti dan ku hujamkan penisku masuk kedalam kemaluannya.

Arrghhh aaahhhh erangnya

Sungguh nikmat kemaluan Titin, sejenak aku diamkan dan terasa sekali berdenyut dikepala penisku seakan seperti di pijat dari dalam. Akupun menggoyangkan pantatku maju mundur menusuk kemaluan Titin, belum seberapa aku merasakan hangat sekali dikepala penisku seakan disembur cairan hangat. Ternyata Titin sedang orgasme.

Aaaarrghhh aaahhhh bang… aaahhhh desahnya menggelinjang hebat

Aku berhenti sejenak membiarkan Titin menikmati orgasmenya, setelah Titin tenang aku melanjutkan goyangan pantatku. Semula yg terasa lambat kini aku percepat, beberapa menit kemudian Titin mencengkram tanganku dan aku merasakan hangat lagi di kepala penisku. Titin orgasme kedua kalinya.

Arrrggghhhhh yeeeeaaaahhhhh bang… desahnya

Penisku semakin basah, aku merasakan sangat licin. Akupun mencabut penisku dan aku lap dengan celana dalamku penisku dan aku juga lap kemaluan Titin yg sudah banjir sampai kering. Setelah kering aku belum memasukkan penisku lagi kedalam kemaluan Titin, aku menyempatkan diri menyusui payudara Titin dan aku sedot putingnya.

Arrgghh bang, udah… sakit bang katanya

Akupun menghujamkan lagi kepala penisku dan masuk seluruhnya dan langsung saja aku goyang sekuat tenaga karena aku sudah tidak tahan, semakin cepat dan semakin keras suara Titin mengerang, sambil menggoyangkan pantat aku menutup mulut Titin agar suaranya tidak keluar.

Ssstt… diam Tin, ntar ada yg denger kataku

Akupun melanjutkan gerakkan ku memompa rahim Titin, perpaduan bunyi sentuhan pahaku dengan paha Titin menjadi sebuah irama dan akupun akhirnya mencapai klimaks kedua dan langsung saja aku menyemprotkan spermaku dirahimnya supaya ia bisa hamil dan dibalasnya dengan semprotan didalam kemaluannya..

Aaaaarrggghhhh… Tin… oohhhh yeeessss aaaahhhhhhh desahku

Hmmmbbbbb… aaaarrrggghhhhh aaaaahhhhh aahhhh aaaaaaahhhh desah titin

Crrroooottt… Crrottt… Crrroootttttt

Akupun terkulai lemas disamping Titin dan tanpa kusadari aku tertidur dalam keadaan telanjang. Pas aku bangung ternyata hari sudah mulai gelap dan aku lihat Titin sudah tidak ada disampingku. Langsung saja aku pergi mandi membersihkan semua kotoran yg melekat ditubuh akibat pergumulanku dengan Titin tadi siang.

Dua hari kemudian kamipun berangkat menuju terminal dengan membawa 2 buah Tas yg berisi pakaian. Didalam bis titin hanya diam saja dan akupun tidak mau mengganggunya. Akhirnya kami sampai di kampung halaman Titin semasa kecil. Disana aku dan Titin menginap dirumah ayah Titin yg sudah uzur. Dirumah itu hanya tinggal ayah dan adik Titin yg masih SMU.

Bang.. ke kebun yuk ajak Titin

Maen lagi ya.. mau kan? kataku

Titin mengangguk tanda setuju, dikebun aku menggumuli Titin, dikebun itu sangat sepi sekali, aku dan Titin bebas melakukan hubungan intim. Entah berapa kali aku melakukannya dengan Titin selama berada dikampung, dan aku juga tidak pernah menghitung berapa banyak cairan spermaku yg masuk kedalam rahim Titin.

Dan ketika pulang kekota aku sengaja setiap kesempatanmelakukannya dengan Titin karena aku ingin anak yg lahir kelak mirip denganku. Tak terasa bulan berlalu dan akhirnya Titin hamil. Suami Titin sangat girang melihat Titin hamil dan sering sekali suaminya bercerita denganku tentang kehamilan Titin. Aku sendiri tahu bahwa itu anakku.

Dan ketika bayi itu lahir ternyata mirip denganku tetapi lebih banyak mirip dengan Titin dan anak yg lahir itu adalah bayi perempuan. Aku menjadi lega karena hubunganku dengan Titin akan terus terjaga tanpa diketahui oleh suaminya hingga kami terus melakukanya sampai 5 anak kami lahir. Sekian cerita iniyg mungkin dalm bentuk pengunaan bahasa, ejaan ataupun penulisan ternyata ada kekurangan mohon di mengerti karena kurangnya pengalaman dalam pendidikan.




 

Tukang Kebunku


Perkenalkan namaku Indriyani, biasa dipanggil Yani. Usiaku 41 tahun. aku adalah seorang guru di sebuah sma negeri di kota kecil di pinggiran jawa timur. aku mempunyai suami bernama budiawan, umurnya 42 tahun. suamiku seorang pejabat teras di linkungan pemkot tempat kami tinggal.

Kami memiliki 2 orang anak, seorang anak laki laki dan seroang lagi perempuan. anakku yg pertama bernama Sinta. umurnya baru 19 tahun, dan sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi negeri di luar kota. sedangkan anakku yg kedua bernama Iwan baru berumur 17 tahun, saat ini kelas 12 dan sedang menyiapkan diri untuk ujian akhir dan seleksi masuk perguruan tinggi.

Sedikit deskripsi tentang diriku. aku mempunyai tinggi badan 160 cm dan berat badan 50 kg. tubuhku tdk terlalu kecil tapi juga tdk gemuk, lebih tepat dsebut berisi. kulitku kuning langsat khas wanita dari kotaku. ukuran payudaraku lumayan besar yaitu 36c, meskipun sudah agak kendur setelah hamil dan menyusui kedua anakku.

Sehari hari aku memakai baju muslim dengan jilbab lebar yg menutupi dadaku untuk mengajar dan beraktifitas di luar rumah. sedangkan di dalam rumah aku biasa memakai daster untuk pakaian sehari-hari. rumahku berukuran cukup besar dan terletak di pinggiran kota.

Karena tuntutan pekerjaan, suamiku yg bekerja di dinas keuangan sering pergi keluar kota, entah itu untuk kunjungan kerja maupun rapat koordinasi. sedangkan anakku yg pertama, Sinta, hanya pulang tiap akhir pekan itupun jika tdk ada kegiatan di kampus atau tugas yg harus diselesaikan.

Sedangkan iwan, untuk menghadapi ujian akhir dan seleksi perguruan tinggi lebih sering pulang malam karena harus mengikuti kegiatan tutorial serta bimbingan belajar yg dia ikuti. praktis setiap hari aku lebih sering sendirian di rumah. di rumahku selain keluarga ku, ada seorang asisten rumah tangga dan tukang kebun yg merangkap penjaga rumah yg merupakan sepasang suami istri.

Asisten rumah tanggaku bernama mbok minah sedangkan tukang kebunku bernama pak Jono. setiap hari mbok minah bekerja dari jam 5 pagi sampai 6 petang. mbok minah tdk tinggal di rumahku. dia setiap hari pulang pergi dari rumahnya yg tdk jauh begitu pula dengan pak Jono. meskipun begitu ada sebuah kamar kosong untuk pak Jono karena sering harus menginap jika harus menjaga rumah kami.

Di lingkungan tempat kami tinggal keluarga kami cukup di hormasti. selain karena background profesiku dan suamiku sebagai guru dan pejabat di lingkungan pemkot. tapi juga karena keluargaku yg selalu menjunjung nilai nilai hidup orang jawa dan agama yg kami anut. meskipun tdk terlalu fanatik, aku selalu mengajarkan anak anakku untuk berbuat baik sesuai aturan agama.

Oleh karena itu tdk jarang suamiku diminta untuk memimpin kegiatan di ingkungan kami, begitu juga aku yg menjadi penggerak kegiatan PKK dan pengajian di tempat kami. sebagai seorang istri dan ibu aku berusaha untuk setia kepada keluargaku. sebisa mungkin aku membawa diri dalam pergaulan di lingkungan tempat tinggalku maupun tempat kerjaku. aku selalu berusaha sesopan mungkin dalam bertutur, bertindak serta berpakaian.

Semua itu kulakukan demi menjaga keharmonisan dan keutuhan keluargaku. meskipun begitu tdk jarang aku mendapati tatapan laki-laki di sekitarku yg penuh nafsu pada tubuhku. ya meskipun memakai baju muslim saat di luar rumah, nyatanya tdk mampu menutupi seluruh keindahan lekuk tubuhku, terutama payudaraku.

Tdk terkecuali pak Jono, lelaki berusia 65 tahun tersebut tdk jarang kupergoki sedang menatap lekat pada tubuhku. terutama saat di rumah karena aku lebih sering memakai pakaian biasa jadi seakan memberi kesempatan lebih besar untuk menikamti tubuhku. aku merasa tdk nyaman akan hal itu dan sudah berusaha bicara pada suamiku.

Semua hal yg kulakukan tdk bisa membuat hatiku tenang, setiap saat beraktifitas di rumah aku merasa seperti selalu diawasi gerak gerikku oleh pak Jono. seperti saat sedang merawat tanaman di halaman, aku merasa pak Jono memperhatikanku dari balik kaca gelap jendela dalam kamarnya yg terletak tepat disamping halaman belakang rumahku atau saat aku ke kamar mandi yg terletak lurus dari kamarnya.

Semua hal ini justru terus menambah kecurigaanku pada perilaku pak Jono terhadapku. tapi semua itu mungkin juga hanya kupendam dalam perasaanku karena aku belum menemukan bukti nyata kekurang-ajaran pak Jono padaku.

Sampai suatu saat. sore itu setelah pulang mengajar aku segera tidur karena lelah mengampu 6 jam pelajaran untuk 3 kelas seharian tadi. aku tidur sangat lelap dan cukup lama. aku terbangun ketika mendengar gemuruh tanda akan hujan. aku teringat jemuran di belakang belum diangkat karena siang tadi mbok minah ijin pulang ebih awal karena kurang enak badan.

Ketika berjalan melewati dapur aku melihat pak Jono berdiri di samping tempat jemuran. aku berhenti untuk memperhatikan dari balik jendela dapur apa yg sedang dilakukan pak Jono. pertama kali aku tdk sadar karena pikiranku masih belum terkumpul seluruhnya dan pandanganku masih kabur setelah bangun tidur tadi.

Saat itu pak Jono tengah melakukan masturbasi dan yg lebih mengejutkanku adalah pak Jono menggunakan celana dalamku yg sedang di jemur untuk masturbasi. pak Jono membungkuskan celana dalamku pada k0ntolnya sambil dikocok kocok dengan satu tangan. tdk hanya itu di tangan yg lain kulihat ada bh hitam milikku yg sedang dia ciumi sambil masturbasi.

Aku hanya bisa diam mematung menyaksikan hal itu. aku tdk bisa membaygkan apa yg ada dalam pikiran pak Jono ketika sedang masturbasi menggunakan celana dalam dan bh milikku saat itu. aku hanya bisa menyaksikan detik demi detik, kocokan demi kocokan pada k0ntolnya, serta tiap hirupan nafas pada bh-ku.

Aku menyaksikan semuanya yg terjadi hingga pak Jono sampai pada orgasmenya. dia menggunakan cup bh milikku yg diciuminya sedari tadi untuk menampung sperma dari k0ntolnya. lalu dia setelah selesai orgasme dia menggunakan celana dalamku untuk membersihkan sisa sperma di k0ntolnya dan mengelap keringatnya.

Tdk jadi mengangkat jemuran, aku segera berlari kembali ke kamarku di lantai 2. di dalam kamar aku terus memikirkan hal yg baru saja kulihat. aku tdk bisa memikirkan apa apa hanya gambaran pak Jono yg sedang masturbasi yg melayg layg dalam pikiranku. aku hanya terdiam sampai ketukan di pintu kamarku mengejutkanku.

Segera setelah itu dia berbalik dan berjalan menuruni tangga untuk pulang. aku tdk memperdulikan yg dia katakan, dari tadi aku hanya tertunduk memandangi tonjolan celananya. setelah memastikan pak Jono pergi aku berjalan menuruni tangga dan menuju halaman belakang tempat jemuranku tadi. aku menghampiri pakaian dalamku yg digunakan untuk masturbasi tadi.

Tanpa kusadari aku mengambil bh tersebut dan mendekatkannya ke hidungku, aku mencoba menghirup aroma sperma segar milik pak Jono yg baru saja dia tumpahkan ke bh-ku. aroma sperma yg khas itu seakan menghipnotisku dan menggelapkan pikiranku. tangan kiriku mulai masuk kedalam dasterku, merayap di balik celana dalamku.

Aku semakin kuat menghirup aroma sperma itu sambil memainkan memekku. aku terduduk di atas rumput halaman rumahku. aku meraih celana dalamku yg berlumuran sperma dan keringat tadi dan meletakkannya di wajahku dan merebahkan tubuhku. aku mulai menjilati sedikit demi sedikit lelehan sperma pada bh ku.

Aku tdk menduga hanya dengan masturbasi dengan menghirup dan menjilati sperma bisa membawa orgasme sehebat itu. tanpa kusadari semenjak saat itu aku mulai ketagihan sperma pak Jono. setiap saat aku mengawasi jemuran di halaman belakang untuk menunggu pak Jono melakukan masturbasinya. hampir setiap hari aku masturbasi seminggu sejak kejadian itu aku selalu masturbasi dengan sperma pak Jono.

Sensasi sperma milik pria yg bukan suamiku membawa sensasi tersendiri bagiku saat masturbasi. bahkan pakaian dalam bekas masturbasi itu tdk aku cuci tapi justru aku pakai setiap hari. sperma pada bh dan cd yg kupakai membawa sensasi binal saat menyentuh kulit payudara dan memekku.

Sejak hari itu pula kau tahu pak Jono sudah lama melakukan hal ini. gelagat pak Jono yg santai saat masturbasi menandakan bahwa dia sudah terbiasa melakukan masturbasi dengan pakaian dalamku. hampir ku pastikan setiap pakaian dalam yg ku miliki pernah dipakai untuk masturbasi.

Yg menjadi pikiranku, bagaimana mungkin mbok minah yg hampir tiap hari berada di rumah dan bertanggung jawab atas jemuran tdk menyadri akan hal ini. mungkin pak Jono sudah mengatur strategi dan waktu yg tepat sehingga perbuatannya tersebut tdk diketahui istrinya tersebut. entahlah.

Setelah hampir sebulan melakukan kebiasaan masturbasi dengan sperma pak Jono, sedikit demi sedikit rasa bersalah muncul dalam diriku. aku mulai sadar apa yg kulakukan itu salah. semua yg kulakukan telah merusak kehormatan serta kepercayaan dari keluargaku. aku berniat untuk menghentikan semua ini. tapi sejauh aku mencoba setiap aku melihat sperma pada pakaian dalamku, nafsuku berhasil mengalahkan akal sehatku.

Jujur aku menikmati semua ini. aku tdk bisa berhenti jika pak Jono masih menggunakan pakaian dalamku untuk masturbasi. aku sadar jika aku ingin menghentikan hal ini aku harus mengatasi sumber masalah ini. semuanya berasal dari pak Jono, jika pak Jono berhenti melakukannya maka aku yakin secara otomatis membuatku berhenti menikmati spermanya. tapi aku tdk tega melaporkannya pada suamiku, aku tdk ingin masalah ini menjadi besar. aku harus mencoba menyelesaikannya sendiri, dan jalan satu satunya aku harus bicara dengan pak Jono.

Siang itu aku pulang lebih awal. segera aku mengangkat jemuran yg sudah kering terutama pakaian dalamku. aku sudah berniat untuk bicara dengan pak Jono. tapi pertama kali aku harus menghilangkan kesempatannya untuk bermasturbasi dengan pakaian dalamku. aku membawa semua pakaian dalamku ke kamar sehingga pak Jono tdk bisa masturbasi dengan pakaianku.

Itu adalah langkah awal yg kulakukan untuk menghentikan semua perbuatan dosa ini. aku menyiapkan diriku karena setelah ini aku akan segera menemui pak Jono untuk mebahas hal yg sebenarnya memalukan untuk kami berdua. dengan langkah mantap aku menuju kamar pak Jono. kulihat pintu kamrnya terbuka menandakan bahwa dia berada di kamarnya.

Tapi ketika sampai di depan pintu kamar pak Jono, aku kembali melihat hal yg tdk kuduga. dengan posisi berbaring dan celana melorot sampai lututnya. kulihat pak Jono sedang mengocok k0ntol hitam miliknya. k0ntol itu jauh lebih besar dari milik suamiku. aku hanya bisa diam menatap pak Jono tersenyum ke arahku.

Mempercepat kocokannya sampai dia orgasme memuntahkan sperma putih kental di atas tempat tidurnya. sadar pak Jono melihat ke arah aku segera beralri dari kamarnya.

Aku tdk percaya pak Jono berani melakukan masturbasi di hadapanku sendiri. bahkan dengan seakan dengan sengaja memamerkan k0ntolnya padaku. aku berjalan menuju dapur untuk mengambil minum untuk mencoba menenangkan diri. saat sedang menuang air dari dispenser ke dalam gelas, tiba tiba aku merasa sepasang tangan meraba payudaraku dari belakang. hampir saja gelas berisi air yg akan kuminum jatuh ke lantai.

Ketika menoleh aku terkejut melihat ternyata pak Jono sudah ada di belakangku. aku berusaha meronta untuk melepaskan diri dari pelukan pak Jono. tapi semakin kuat aku meronta, semakin kuat pula dekapan pak Jono padaku. remasan tangan pak Jono pada payudaraku membuat pikiran ku untuk memberontak semakin tdk fokus. tangan kekar pak Jono dengan kasar meremas remas kedua buah dadaku. sesekali pak Jono menarik narik dan memilin pentil ku dari luar bh.

Aku semakin mengendurkan perlawananku karena payudaraku adalah salah satu bagian tubuhku yg paling sensitif. hembusan nafas pak Jono yg mengenai bagian belakang leherku semakin menambah rangsangan pada tubuhku. aku mulai larut dalam alunan nafsu pak Jono, yg sedikit demi sedikit mulai mengambil alih kesadaran ku atas tubuhku.

Selesai dengan payudaraku salah satu tangan pak Jono mulai merayap ke bawah perutku. tangan hitam kasar itu mulai mengelus elus selangkanganku dari luar. aku yg saat itu memakai daster terusan lengan pendek tdk kuasa menahan serangan serangan dari pak Jono. pak Jono lalu mulai mengangkat bagian bawah dasterku, ditariknya hingga sampai sebatas pinggulku.

Aku hanya bisa menikamti perlakuan pak Jono padaku. mataku terlalu menikmati setiap gosokan pada memekku, sampai sampai aku tdk sadar kancing dasterku sudah terlepas semua hanya menyisakan bh yg masih menutupi payudara besar milikku. jari jari pak Jono mulai menusuk nusuk memekku. memekku yg sudah sangat basah akibat rangsangan tadi semakin memudahkan pak Jono melancarkan aksinya.

Saat tangan kirinya berada di memekku, tangan kanannya mengeluarkan buah dadaku dari dalam bh tanpa membukanya terlebih dahulu. jari kasar pak jono menarik narik dan menjepit pentilku. aku semakin terbuai oleh kenikmqtan yg diberikannya padaku apalagi kini jari jari tangannya sudah mengocok memekku secara kasar.

Sejak saat itu aku semakin bingung dengan keadaanku. di satu sisi aku telah mengalami pelecehan oleh pak Jono, tapi di lain sisi aku sangat menikmati apa yg dilakukan pak Jono padaku, bahkan aku kecewa saat itu pak Jono menghentikan aksinya di tengah tengah aku menuju orgasme.

Saat itu aku terpaksa menahan nafsuku tanpa pelampiasan karena suamiku tdk sedang di rumah, kadang hatiku kecilku berharap bahwa pak Jono akan datang kembali untuk menuntaskan nafsuku. sebenarnya aku ingin melaporkan hal ini pada suamiku tapi entah kenapa aku tdk pernah melakukannya.

Setiap hari aku bertemu pak Jono membuatku merasa canggung. kejadian hari itu telah merubah cara pandangku padanya. di balik senyum pak Jono di depanku dan keluarga tersembunyi kilatan nafsu yg besar, terlihat dari tatapan matanya yg kini sudah terang terangan memandangiku. hal ini diperparah dengan fakta bahwa gambaran k0ntol hitam berurat pak Jono selalu melayg dalam pikiranku.

Nafsuku semakin menjadi jadi tapi suamiku tdk ada untuk memuaskan nafsuku. aku pernah mencoba bermasturbasi sendiri tapi apa yg kudapatkan jauh berbeda dari apa yg diberikan pak Jono. aku terus mencoba menahan nafsu ku tapi semakin kutahan kurasakan nafsu semakin meledak ledak.

Hingga akhirnya pada malam hari itu, saat itu sedang hujan deras. aku dirumah sendirian karena iwan dan suamiku belum pulang. dari dalam kamarku terlihat lampu kamar pak Jono menyala. aku melangkah ragu menuruni tangga menuju lantai satu. tanpa kuperintah kaki ku melangkah membawaku menuju kamar pak Jono.

Sesampainya di kamar pak Jono, kulihat pak Jono sedang tidur. aku mendekatinya pelan lalu berjongkok di samping tempat tidurnya. aku mulai mengelus tonjolan di selangkangan pak Jono dari luar celana. aku mendekatkan kepalaku dan mulai menciumi tonjolan itu. aku menghirup bau yg tdk asing, bau sperma yg selama ini di tumpahkan pada pakaian dalamku.

Aku mengelus elus tonjolan itu dengan lembut sehingga tdk membangunkan pak Jono. setelah kuelus, tonjolan di celananya semakin besar dan terlihat ingin keluar dari celana. dengan gemetar ku pelorotkan celananya, sampai k0ntol hitam milik pak Jono mengacung tegak dihadapanku. aku mendekatkan mulutku pada ujung kepala k0ntol itu dan mulai menjilatinya.

Sedikit demi sedikit aku mulai mengulum k0ntol itu. aku memaju mundurkan kepalaku dan menghisap k0ntol itu pelan pelan. sambil mengulum k0ntol pak Jono tanganku menggosok memekku dari dalam celana. aku sangat menikamti hal itu sampai sampai aku tdk sadar saat tangan pak Jono memegangi kepalaku. ternyata pak Jono sudah bangun, dia hanya menatapku tanpa ekspresi.

Aku ditarik ke atas tempat tidur dan dibaringkan diatasnya, sekarang posisi berada dibawah pak Jono. pak Jono lalu memelorotkan rok bawahan daster yg kupakai dan membuka celana dalamku. setelah itu dia membuka kancing baju dan bh ku, dikeluarkannya buah dadaku dari bukaan di bagian depan bajuku. tanpa aba aba dia lalu mencaplok pentil payudaraku, dikulumnya pelan sambil di hisap hisap serta digigit lebut.

Aku sangat menikamati perlakuan itu hingga tanpa kusadari celana dalamku sudah tdk pada tempatnya. pak Jono mengarahkan k0ntolnya ke memekku. memekku yg sudah sangat terangsang sampai sampai cairan kewanitaanku membashi celana dalamku. pelan pelan pak Jono memasukkan k0ntolnya. meskipun sudah sempit lagi tapi karena ukuran k0ntol yg besar memek terasa sangat sesak.

Setelah masuk seluruhnya pak Jono mendiamkannya dulu, aku merasa memekku terasa penuh diasuki k0ntol pak Jono. k0ntol itu sangat besar jauh lebih besar dari milik suamiku. pak Jono mulai mengocok k0ntolnya dalam memekku. semakin lama kocokannya makin cepat dan liar. sambil menggenjotiku, pak Jono kembali memainkan buah dadaku.

Setelah 5 menit digenjot aku sampai pada orgasme pertamaku, tubuhku menegang seperti dialiri listrik. tapi pak Jono belum menandakan orgasme bahkan genjotanya semakin liar dan kasar. selama hampir 30 menit aku terus menerus digenjot pak Jono, selama itu aku mendapatkan 4 orgasme beruntun, yg sebelumnya belum pernah aku dapatkan dari suamiku. genjotan pak Jono semakin tdk beraturan dan tangannya meremas remas buah dadku dengan kasar. nafasnya memburu seperti kuda, keringatnya menetes membasahi tubuh hitamnya.

5 menit kemudian genjotan pak Jono semakin cepat hingga akhirnya tubuhnya menegang bersama orgasmeku yg kelima. dia menyemprotkan sperma putih panas nan kental dalam rahimku. aku berusaha memintanya mengeluarkannya di luar tapi karena terlalu lelah setelah mendapat 5 orgasme beruntun membuatku tdk berdaya melakukan apa apa.

Semenjak saat itu kehidupanku berubah, aku yg dulunya wanita terhormat yg setia kini telah jatuh dalam dekapan tukang kebunku layaknya wanita murahan. hampir setiap ada kesempatan aku meminta pak Jono untuk menyetubuhiku. aku sudah kecanduan k0ntol hitam berurat milik pak Jono, aku tdk bisa melewati sehari pun tanpa di temani sodokan sodokan nikmat pak Jono pada memekku.

Nafsuku semakin besar seiring perselingkuhanku dengan tukang kebunku di rumahku sendiri. aku berusaha sebisa mungkin menyembunyikan dengan rapat rapat hubunganku dengan pak Jono dari keluargku. suamiku yg jarang pulang dan memuaskanku sekarang tdk masalah bagiku karena selalu ada pak jono yg selalu bersedia memuaskanku.

Pak Jono meskipun sudah tua tapi pengetahuan seksnya sangat luas. tdk seperti suamiku yg asal sodok dan minim variasi. selama berhubungan dengan pak Jono aku mendpatkan kenikamtan yg lebih besar dari yg kudapat selam 20 tahun perkawinanku. pak Jono semakin sering bermalam di rumahku terutama saat aku sendirian.

Pernah suatu pagi saat sedang bersiap mengajar, di ruang makan tiba tiba pak Jono memelukku dari belakang. disibakkan rok dan celana dalamku, lalu langsung aku disodok dari belakang dengan pakaianku masih lengkap dengan jilbabku. pak Jono menyutubuhi dari bealakang dan aku bersandar pada meja makan.

Di dalam dan karena sudah mepet aku berangkat mengjar dengan sperma pak Jono masih meleleh dari memekku.

Selama berhubungan dengan pak Jono kami selalu melakukannya di kamarku setiap berhubungan intim bahkan jika malam hari saat suamiku tdk ada pak Jono selalu tidur bersama ku layaknya suamiku sendiri. jika sedang bosan di kamar pak Jono selalu mengajakku berhubungan intim di spot spot rumah kami. ruang tamu, ruang keluarga, dapur kamar mandi.

Sejauh ini hubungan perselingkuhanku tersimpan rapat dari keluargaku dan mbok minah, istri pak

Jono. pak Jono pandai mengatur strategi dan memilih waktu yg tepat untuk bebas menyetubuhiku. seperti pagi itu aku sedang disetubuhi di dapur, karena sedang berbelanja mbok minah tdk di rumah. pak Jono yg semalam sudah menyetubuhiku seakan tdk puas dan masih ingin mnyetubuhi ku pagi ini.

Karena kupikir tdk ada orang lain di rumah aku melepaskan pakaianku dan membiarkan pak Jono menyetubuhiku dengan posisi berdiri dari belakang. aku menikmati setiap sodokan k0ntol pak Jono di memekku.

Tiba tiba di tengah persetubuhan kami pintu belakang dapur terbuka. alangkah terkejutnya aku melihat ternyata mbok minah sudah pulang berbelanja. aku yg masih dalam posisi di genjot dari belakang tdk bisa melakukan apa apa. aku berusaha menutupi tubuhku dari pandangan mbok minah dengan tanganku. bajuku tergeletak jauh dari jangkauanku.

Anehnya meskipun ketahuan istrinya pak Jono tdk menghentikan genjotannya pada vagiinaku. entah tdk sadar atau apa, dia seperti tdk menghiraukan kehadiran mbok minah di depan kami. bahkan dia semakin mempercepat genjotannya padaku. begitu pula dengan mbok minah, raut wajah terkejut yg aku pikir akan tergambar di wajah mbok minah tdk terlihat sama sekali.

Dengan tenang mbok minah meletakkan belanjaan di meja dapur dan mengeluarkan belanjaan satu persatu.

Belum hilang rasa bingungku, mbok minah berjalan kearahku dengan menggenggam sebatang pare. pak Jono melepas k0ntolnya pada memekku dan mengarhkan ke lubang anusku. tanpa aba di segera melesakkan k0ntolnya ke dalam anusku. meskipun sudah basah oleh cairan memekku, rasa sakit sangat terasa saat anusku dimasuki k0ntol pak jono.

Saat kulihat ternyata mbok minah sedang mengocok memekku dengan pare yg dipegan tadi. terjawab sudah kebingunganku tentang reaksi mbok minah yg biasa saja saat melihat suaminya menyetubuhiku, ternyata dia sudah tahu hubunganku dengan suaminya sehingga tdk terkejut saat mendapati kami dalam keadaan seperti itu.

Hampir 3 bulan hubungan perselingkuhanku dengan pak Jono berjalan, meskipu sudah berumur lanjut, pak Jono selalu memuntahkan spermanya di dalam rahimku. aku sadar semua itu beresiko kehamilan padaku. tapi karena sudah kepalang tanggung menikmati aku tdk terlalu memikirkan hal itu dan merisaukan hal itu. hingga suatu saat aku tersadar aku sudah telat mens selama 2 bulan. aku takut kekhawtiranku selama ini menjadi kenyataan yaitu aku mengandung anak yg bukan benih suamiku melainkan pak Jono. aku berusaha tenang dan menyembunyikan kabar ini sebelum semuanya menjadi jelas.

Setelah sampai dirumah aku mengecek urinku dan hasilnya dua garis, postif. aku melakukan test kembali menggunakan 2 testpack lain yg kubeli tadi dan hasilnya sama, positif. aku berusha tenang dan belum mempercayai hasil testpack itu. aku pergi ke dokter kandungan setelah sebelumnya membuat janji terlebih dahulu. aku berharap hasil testpack itu salah dan aku tdk hamil. setelah dilakukan awal dan usg hasilnya aku menunjukkan bahawa aku benar benar hamil. dokter memberiku selamat, aku tdk tahu harus bereaksi bagaiaman apakah gembira atau sedih.

Lebih mengejutkan lagi ternyata calon janin berusia 8 minggu yg bersemayam dalam rahimku adalah janin kembar.

Sampai di rumah aku bingung apa yg harus ku lakukan dengan janin ini. sampai di rumah suamiku menyambutku dengan menggenggam testpack ku ditangannya. dia tahu aku hamil dia terlihat bahagia mengetahui akan punya anak lagi terlebih bayi kembar. aku berpikir harus menggugurkan kandunganku selain ini adalah anak haram hasil perselingkuhanku dengan pak Jono dan usiaku yg hampir 42 tahun sangat bersiko untuk hamil.

Tapi suamiku menolak dia ingin membesarkan bayi itu, aku sedih melihat suamiku yg sngat ingin mempertahankan kehamilanku. seandainya dia tahu anak dalam perutku ini adalah benih pak Jono, tukang kebun di rumahnya pasti reaksinya akan berbeda. keesokan harinya suamiku kembali berangkat keluar kota untuk menghadiri rapat koordinasi kantornya. baru saja suamiku pergi pak Jono memelukku dari belakang. dia lantas mengelus elus perutkku menandakan dia tahu tentang kehamilanku.

Sepeti biasa dia langsung menyetubuhiku di atas sofa di ruang tamu. kali pak Jono lebih lembut saat menyetubhiku karen tahu aku sedang mengandung janin calon bayi bayinya. selama menggenjotiku dia terus menerus mengusap dan menciumi perutku dia spertinya senag menjadi bapak anak yg ada dalam perutku ini.

Dalam memekku, dia menyirami buah cinta kami dengan lahar putih panasnya.

Seiring dengan usia kehamilanku maka bertambah pula nafsu seks ku jika wanita lain ngidam hal aneh aneh aku hanya menginginkan k0ntol yg berhasil menghamiliku itu untuk menyodoki ku. anehnya aku hanya mendapat kepuasan dari k0ntol pak Jono seakan akan anak dalam perutku tahu siapa ayahnya yg sebenarnya.

Mbok minah yg juga mengetahui bahwa aku hamil anak suaminya juga berusaha menjaga kandunganku degan baik.

Seiring degan kehamilanku ukuran payudaraku ikut bertambah besar. jika sebelumnya payudaraku masih muat di bh ku yg berukuran 36c maka kali ini semua bh ku sudah tdk muat dan sesak jika terpaksa memakai. aku membeli bh baru di toko perlengkapan ibu hamil, ternyata setelah fitting ukuran yg pas ukuran payudara ku naik menjadi 40d.

Setiap berhubungan intim aku bisa orgasme hanya dengan dirangsang pada putingku saja. pak Jono juga semakin senang dengan perubahan tubuhku dan semakin liar tiap kali menyetubuhiku. selain ukuran payudara dan perut yg bertambah bokongku juga semakin montok. pakaian muslim dan jilbab lebar yg kupakai sehari hari seakan tdk bisa menyembunyikan kesintalanku.

Kalau di rumah tdk ada siapa siap selain aku, mbok minah dan pak Jono maka aku tdk memakai apa apa lagi. selain kurang nyaman karena sesak dan gerah, ini kulakukan agar pak Jono leluasa mengunjungi calon anak anaknya dengan mudah setiap saat. sering aku dientot saat mbok minah di dalam rumah bahkan pernah mbok minah ikut meremas remas susu saat aku digenjot pak Jono dari belakang.

Yg agak aneh dari kehamilanku saat ini adalah aku suka minum pejuh pak Jono. jika sebelum tahu aku hamil pejuh pak Jono selalu dia siramkan dalam rahimku, akhir akhir ini aku lebih suka meminum pejuhnya dari pada disirmakan pada memekku. bahkan sku kini mengumpulkan tiap tetes pejuh pak Jono saat kami bercinta dan menyimpannya untuk aku nikmati di lain waktu.

Sering aku menggunakan pejuh pak Jono sebagai selai olesan roti, campuran susu kehamilan dan teh, atau sebagai tambahan bumbu penyedap dalam makananku, aku memang sudah kencanduan pejuh pak Jono. yg lebih gila sering aku mengonsumsi pejuh pak Jono di depan suami dan anak anakku, bahkan pernah sayur terong yg sudah dibumbui pejuh pak Jono kami nikamti bersama saat makan keluarga.

Memasuki usia kehamilan 6 bulan aku sudah tampak seperti wanita hamil 9 bulan yg siap melahirkan, itu karena anak yg kukandung kembar. sejauh ini kehamilankupun tumbuh sehat dan perkembangannya baik ini semua berkat genjotan dan gizi dari pejuh pak Jono hingga kehamilanku selalu fit. selain itu payudaraku yg dalam ukuran terakhir mencapai 40d kini sudah mulai memproduksi susu.

Pak Jono juga semakin senang karena produksi asi ku melimpah selain terjamin kebutuhan asi anak anaknya nanti sebelum lahir dia bisa menikmati susu langsung dari payudaraku setiap saat. dia suka sekali netek padaku. entah itu saat sedang berhubungan intim atau saat sedang santai bersama. dia hampir setiap hari menghabiskan susu langsung dari payudaraku.

Nyeri di payaudara ku berkurang karena susunya selalu diminum aku juga mengalami oragasme saat pak Jono netek padaku.

Jika ada suami atau anakku di rumah maka kegiatan netek tdk bisa kulakukan. praktis aku hanya bisa memerah susu dan menyimpannya untuk selanjutnya kuberikan pada pak Jono untuk diminum. selain untuk diminum sendiri, pak Jono sering membawanya pulang untuk diberikan pada cucunya yg msih berumur 9 bulan.

Bahkan pernah saat anak pak Jono, yg merupakan ibu dari cucunya tadi tdk menghsilkan cukup asi untuk sang bayi, pak Jono dan mbok minah membawaq bayi itu untuk aku susui. aku dengan senang hati melakukannya karena bisa membantu mencukupi gizi cucu mereka. dengan pelan aku menyusui cucu pak Jono yg masih bayi itu di kursi sofa.

Jika ada yg melihat persetubuhan kami saat itu pasti akan terangsang berat, bagaimana tdk aku yg sedang hamil besar dan tengah menysui bayi dientot oleh laki laki yg lebih pantas kupanggil sebagai ayah. beberapa bulan kemudian aku melahirkan sepasang anak laki laki yg sehat. aku melakukan persalinan secara caesar karena terlalu beresiko mengingat usia ku yg sudah berumur.

Anak itu kuberi nama deni dan dani mengambil dari nama orang tua kandung meraka Jono dan Yani. mereka tumbuh menjadi anak yg sehat dan cerdas. itu semua karena aku selalu memberi mereka asi eksklusif. mereka pun dengan lahap meminum susu mereka baik secara langsung dari tetekku atau dari botol asi yg sudah juperas sebelumnya.

Sedangkan hubunganku dan pak Jono berhenti sementara. selain karen orang tua dan mertuakau sering menginap di rumahku untuk membantu merawat bayi bayiku. juga karena aku masih dalam masa nifas setdknya dalam 3

Bulan sehingga sama sekali tdk mungkin untuk menyetubuhiku saat itu. aku merasa kasihan dengan pak Jono tdk bisa menimang anakny sendiri karena kami harus menutup rahasia ini rapat rapat, meskipun kadang kadang pak Jono mencuri curi waktu untuk bisa menggendong buah hatinya itu.

Lebih kasihan lagi karena tdk bisa menikmati tubuhku untuk sementara waktu. karena aku melakukan caesar maka memek ku masih sempit, ukuran tubuhkupun kembali seperti semula kecuali kedua payudaraku yg sepertinya tdk akan mengecil selama masih memproduksi asi. suamiku adalah orang pertama yg menikamti tubuhku pertama kali sejak aku melahirkan.

Dengan sodokan sodokan kasar k0ntol pak Jono yg siap membuahi kembali harimku ini.

3 tahun kemudian sejak saat kelahiran anak kembarku, aku sudah memiliki 3 anak dari hubunganku degan pak Jono. dani dan deni berusia 3 tahun dan akan masuk play group sedang anakku yg ketiga dengan pak Jono perempuan bernama dina saat ini berusia 1,5 tahun. pak Jono suka sekali melihat aku hamil dari perbuatannya dan membuat suamiku yg membesarkan anak anaknya.

Saat aku sedang menulis cerita ini aku sedang hamil 9 bulan dan lagi lagi hasil benih yg ditanam pak Jono, janin ndalam perutku juga anak kembar. secara keseluruhan aku sudah melahirkan 4 orang anak ditambah 1 dalam kandunganku saat ini dan aku masih ingin terus hamil lagi oleh pak Jono.





Dilema (Mama)

Namaku Rio umur 16 th,anak tunggal dan masih sekolah SMK otomotif kelas 2 di Yogyakarta. Aku pendiam dan tak pandai dalam hal pergaulan, tap...